Data BPS menunjukkan pertambahan penduduk di Bogor dalam rentan waktu 2009 – 2021 sekitar 1.187414 jiwa. Alih fungsi lahan pun berlangsung cepat.
ADA GUYONAN; sekarang Kota Bogor tidak sejuk lagi. Panas karena sudah banyak ‘matahari’ — Yang dimaksud adalah Matahari Departement Store. Aya-aya wae…!
Yang jelas, penduduk kota yang dulu disebut ‘Buitenzorg’ (bahasa Belanda, artinya tanpa kekhawatiran, tanpa masalah –red) itu, kini semakin padat penduduk dan polusinya meningkat.
Kian waktu, Bogor si kota hujan, kenyamanannya berkurang.
Menurut Marsitha et al (2019), manusia bisa hidup nyaman pada suhu 21 – < 24 ℃. Inilah salah-satu potret kehidupan di zaman modern, dimana timbul masalah akibat berubah dan rusaknya tatanan hidup. Kondisi ini memaksa manusia untuk beradaptasi dengan cara yang baru dan ekstrim.
Ironis
Semakin bertambahnya jumlah penduduk agaknya menjadi momok yang menantang sekaligus membawa dampak negatif bagi kehidupan. Jumlah penduduk yang terus meningkat akan berakibat pada bertambahnya kebutuhan akan fasilitas fisik, energi dan tentunya pangan.
Kondisi ini memaksa manusia untuk terus membuka lahan yang sebelumnya merupakan hutan yang didominasi pepohonan diubah menjadi bangunan fisik seperti industri, perumahan, fasilitas publik, jalan dan sebagainya. Inilah yang terjadi pada kota yang diberi julukan ‘kota hujan’.

Mengutip Ichsan (2021) dalam skripsi penulis artikel ini (Afif Hidayat – Alumni PIB University), dari tahun 2009 – 2021 wilayah ini telah mengalami perubahan tutupan lahan vegetasi pohon sekitar 16.99% untuk Kota Bogor, dan 26,48% untuk Kabupaten Bogor (Ichsan 2021). Tutupan vegetasi telah berubah menjadi lahan terbangun sebagai implikasi akhir dari bertambahnya jumlah penduduk.
Data BPS menunjukkan pertambahan penduduk di Bogor dalam rentan waktu 2009 – 2021 sekitar 1.187414 jiwa. Dampaknya, kebutuhan pokok kehidupan juga bertambah. Akibatnya wilayah yang dulunya masih didominasi vegetasi pohon berubah menjadi lahan terbangun. Perubahan alih fungsi lahan ini mengakibatkan suhu udara ikut meningkat.
Suhu udara tahun 2009 – 2021 meningkat sekitar 3 – 6 ℃. Kenaikan suhu tersebut semakin menuju pada kategori suhu udara yang kurang nyaman untuk dirasakan manusia. Kernyataan ini, menjadi ironi bagi julukan Bogor sebagai ‘kota hujan’. **
(Afif)
No comment