Berburu di Hutan Buru

Bukan hobby atau sekedar rekreasi, kegiatan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan protein yang secara gratis.

BERBURU atau menjerat hewan liar, untuk mendapatkan daging sebagai sumber protein, tampaknya masih dilakukan oleh warga desa, apalagi di sekitar pinggiran hutan. Demikian pula di Pulau Buru.

Berdasarkan laporan koresponden GI di Maluku, Aslam, setidaknya masih ada segelintir masyarakat di tiga desa dalam sebuah kawasan hutan di daerah itu yang melakukan aktifitas berburu. “Ada juga yang menggunakan jebakan (jerat) untuk mendapatkan hewan liar,” lapornya beberapa waktu lalu.

Sumber Protein

Bukan hobby atau sekedar rekreasi, kegiatan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan protein yang secara gratis alias tanpa uang. Jika hasil pemburuan banyak, sisanya dijual ke tetangga-tetangga atau warga sekitar desa.

Adapun hewan yang diburu berupa binatang kus-kus sapi liar dan babi. Meskipun begitu, sebenarnya sebagian besar masyarakat memperoleh daging dengan cara membeli dan dari ternak atau hasil budidaya sapi, kerbau, kambing dan ayam.

Sumber protein hewani lainnya adalah ikan. Untuk bahan pangan jenis ini, warga desa sekitar hutan dan pantai di Pulau Buru mendapatkannya dengan cara memancing di laut. Sebagian masyarakat desa pun memperolehnya dengan cara membeli kepada warga atau nelayan yang mendapatkan hasil tangkapannya lebih banyak.

Memancing (Dok. Aslam)

Bagi nelayan, jenis ikan yang diperoleh diantaranya seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), Bubara (Caranx sp), Goropa (Epinephelus Malabaricus) dan ikan lainnya.

Selain pancingan, alat tangkap ikan lain pun digunakan, seperti: jala, jaring, dan sebagainya.(Aslam)

***Riz***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *