Perlu perhitungan total emisi bersih dari semua kategori kunci untuk menetapkan baseline dan monitoring emisi/serapan GRK

      
MENURUT Dr. I Wayan S Dharmawan, Baseline emisi adalah tingkat emisi yang menggambarkan rata-rata emisi historis sebelum aksi mitigasi diterapkan. Hal tersebut dikatakannya dalam sesi terakhir sore ini (Jumat, 25/04). Hingga berita ini ditulis, penyampaian materi oleh Peneliti Utama BRIN tersebut masih berlangsung.
“Baseline diperlukan sebagai nilai acuan untuk menghitung capaian aksi pengurangan emisi/peningkatan serapan GRK,” ucap Wayan. Dengan membandingkan nilai baseline dengan nilai emisi setelah aksi mitigasi.

Total Emisi Bersih
Dikatakan oleh Wayan, bahwa perlu perhitungan total emisi bersih dari semua kategori kunci untuk menetapkan baseline dan monitoring emisi/serapan GRK. Carbon pool dan GRK yang tidak signifikan tidak dimasukkan ke dalam baseline, yang dibuktikan melalui analisa kategori kunci.
Periode akhir baseline yang digunakan adalah paling lama 2 tahun sejak program intervensi dimulai atau mengikuti akhir periode 2nd FRL (tahun2020). Misal, kegiatan proyek pengurangan emisi/peningkatan serapan GRK memulai kegiatan intervensi di lapangan pada tahun 2022, maka periode baseline dapat menggunakan periode 2010 – 2020.

KMSAH
lebih jauh dijelaskan oleh Wayan, bahwa kategori yang digunakan dalam baseline untuk FOLU disusun berdasarkan nilai rata-rata tahunan historis dari profil emisi (inventarisasi). Emisi rata-rata tahunan dihitung menggunakan data aktivitas tahunan dan faktor emisi. Paling tidak, nilai rata-rata diperoleh dari dua titik tahun pengamatan, di awal dan akhir.

Data aktivitas atau luasan rata-rata tahunan tiap sub-kategori bersumber dari peta perubahan tutupan hutan dan lahan secara spasial. Menurut Wayan, data faktor emisi yang digunakan setidaknya merupakan data Tier 2 dan menyediakan informasi nilai uncertainty.

***Riz***