Oleh: Asep Sukmana*)
Malapetaka di bukit Teletubbis di Gunung Bromo pada awalnya untuk membuat prewedding menjadi kebakaran yang menghanguskan savana ratusan ha.
SAVANA indah dan hijau, berubah menjadi lautan api. Hawa dingin Gunung Bromo pun panas dan hangus.
Suasananya kini telah berubah. Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut menjadi terkenal sebagai objek wisata di Jawa Timur karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo kini justru viral dengan kobaran api yang tidak mudah dipadamkan.
Terjadinya kebakaran di savana di Indonesia sering terjadi akibat aktivitas manusia, baik disengaja ataupun tidak disengaja karena kelalaian, seperti yang terjadi di Bromo.
Kebakaran di savana berpotensi terjadi jika tiga faktor ini tersedia; yaitu panas, pemicu (bahan bakar) dan oksigen. Pemadaman kebakaran pada umumnya dilakukan dengan melemahkan ketiga unsur api tersebut seperti mendinginkan suhu pada titik api, memisahkan atau menghabiskan bahan bakar dan menyelimuti titik api untuk mengrangi ketersediaan oksigen.
Savana di Bromo
Nama Bromo berasal dari nama dewa utama dalam agama Hindu yang mempunyai arti Brahma.
Bagi pemerintah dalam hal ini pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), agar mengevaluasi kembali ijin masuk lokasi bagi pengunjung untuk berhati-hati dalam menggunakan api. Sebanarnya klimaks dari savana adalah kebakaran tapi kebakaran yang terkontrol, Menurut petugas Taman Nasional, pasca kebakaran ini tanah di bukit savana Bromo berada dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada kerusakan meski terjadi kebakaran, tetap subur apalagi abu dari vegetasi yang terbakar justru akan menjadi pupuk.
Bentuknya yang bertautan antara lembah dan ngarai dengan lautan pasir (kaldera) seluas kurang lebih 10 km persegi. Mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Tentang Savana
Savana merupakan ekosistem khas wilayah dengan curah hujan rendah. Savana adalah padang rumput dengan vegetasi kayu berupa semak hingga pohon yang jarang dan tersebar. Ekosistem savana terpengaruh oleh musim hujan dan kemarau, terutama savana di daerah tropis-subtropis.
Ekosistem savana ini terdapat di Jawa bagian timur, Nusa Tenggara, sampai ke Papua. Ekosistem savana didominasi oleh rumput, semak, dengan pepohonan yang jarang. Jenis rumput yang dominan di ekosistem savana adalah Heteropogon contortus. Pada musim hujan merangsang pertumbuhan tunas rerumputan baru dan jenis tumbuhan lainnya di savana. Saat musim kemarau, jenis-jenis penyusun ekosistem savana beradaptasi terhadap kondisi ekstrem seperti keterbatasan air, turunnya kelembaban tanah dan udara, bahkan kebakaran.
Iklim savana tropis atau iklim tropis basah dan kering adalah jenis iklim tropis yang dicirikan dengan dua periode musim yang jelas, yakni musim penghujan dan musim kemarau serta cenderung memiliki tingkat curah hujan yang lebih rendah daripada iklim hutan hujan tropis dan iklim muson tropis
Iklim savana; Musim panas berlangsung selama 4,0 bulan, dari tanggal 8 Desember sampai 8 April, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di atas 29°C. Di savana, bulan terpanas dalam setahun adalah Februari, dengan rata-rata suhu terendah 25°C dan tertinggi 30°C. Musim dingin berlangsung selama 2,9 bulan, dari 13 Juni sampai 8 September, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 25°C. Bulan terdingin dalam setahun di Savana adalah Juli, dengan rata-rata terendah 19°C dan tertinggi 24°C
Awan; Di Savana, persentase rata-rata langit yang tertutup awan mengalami variasi musiman ekstrim sepanjang tahun. Masa cuaca lebih cerah setiap tahun di Savana dimulai sekitar 5 April dan berlangsung selama 7,4 bulan, berakhir sekitar 17 November.
Bulan paling cerah dalam setahun di Savana adalah Agustus, di mana rata-rata langit cerah, sebagian besar cerah, atau berawan sebagian 93% saat itu. Masa lebih berawan tahun ini dimulai sekitar 17 November dan berlangsung selama 4,6 bulan, berakhir sekitar 5 April. Bulan paling berawan dalam setahun di Savana adalah Januari, dengan rata-rata langit mendung atau sebagian besar berawan 66% sepanjang waktu.
Presipitas; Hari basah adalah hari setidaknya 1 milimeter curah hujan cair atau setara cairan. Kemungkinan hari-hari basah di Savana sangat bervariasi sepanjang tahun. Musim hujan berlangsung 4,8 bulan, dari 21 November sampai 13 April, dengan lebih dari 38% kemungkinan hari menjadi hari hujan. Bulan dengan hari paling basah di Savana adalah Februari, dengan curah hujan rata-rata 18,1 hari dengan sedikitnya 1 milimeter.
Musim kemarau berlangsung 7,2 bulan, dari 13 April sampai 21 November. Bulan dengan hari basah paling sedikit di Savana adalah September, dengan rata-rata 3,6 hari dengan setidaknya 1 milimeter curah hujan. Di antara hari-hari basah, dibedakan antara hari-hari yang mengalami hujan saja, salju saja, atau campuran dari keduanya. Bulan dengan hari paling banyak hujan saja di Savana adalah Februari, dengan rata-rata 18,1 hari. Berdasarkan kategorisasi ini, bentuk curah hujan paling umum sepanjang tahun adalah hujan, dengan probabilitas tertinggi 66% pada tanggal 1 Februari.
Hari Hujan; Variasi dalam bulan-bulan dan bukan hanya total bulanan, ditunjukkan curah hujan yang terakumulasi selama periode 31-hari bergeser yang berpusat di sekitar setiap hari dalam setahun. Savana mengalami variasi musiman ekstrim dalam curah hujan bulanan. Bulan dengan curah hujan terbanyak di Savana adalah Februari, dengan rata-rata curah hujan 276 milimeter. Bulan dengan curah hujan paling sedikit di Savana adalah September, dengan curah hujan rata-rata 24 milimeter.
Matahari; Lamanya hari di Savana bervariasi sepanjang tahun. Pada tahun 2023, hari terpendek adalah 21 Juni, dengan 10 jam, 46 menit siang hari dan hari terpanjang adalah 22 Desember, dengan 13 jam, 31 menit siang hari.
Kelembaban; Berdasarkan tingkat kenyamanan kelembapan pada titik embun, karena ini menentukan apakah keringat akan menguap dari kulit, sehingga mendinginkan di tubuh. Titik embun yang lebih rendah terasa lebih kering dan titik embun yang lebih tinggi terasa lebih lembab.
Tidak seperti suhu, yang biasanya sangat bervariasi antara malam dan siang, titik embun cenderung berubah lebih lambat, jadi meskipun suhu bisa turun pada malam hari, hari yang lembab biasanya diikuti dengan malam yang lembab. Savana mengalami variasi musiman ekstrim dalam kelembaban yang dirasakan.
Periode lebih lembab dan panas tahun ini berlangsung selama 9,2 bulan, dari 9 September sampai 17 Juni, selama itu tingkat kenyamanan sangat lembab dan panas, menyengat, atau tidak menyenangkan setidaknya 44% sepanjang hari. Bulan dengan hari lembab dan panas paling banyak di Savana adalah Januari, dengan 31,0 hari lembab dan panas atau lebih buruk. Bulan dengan hari lembab dan panas paling sedikit di Savana adalah Juli, dengan 8,7 hari lembab dan panas atau lebih buruk.
Angin; Angin yang dialami di lokasi tertentu sangat bergantung pada topografi lokal dan faktor lainnya, dan kecepatan dan arah angin seketika sangat bervariasi daripada rata-rata per jam. Rata-rata kecepatan angin per jam di Savana mengalami variasi musiman kecil sepanjang tahun. Masa yang lebih berangin dalam setahun berlangsung selama 6,4 bulan, dari 14 Agustus sampai 27 Februari, dengan kecepatan angin rata-rata lebih dari 13,6 kilometer per jam. Bulan paling berangin dalam setahun di Savana adalah Oktober, dengan kecepatan angin rata-rata per jam 15,1 kilometer per jam.
Masa angin lebih tenang dalam setahun berlangsung selama 5,6 bulan, dari 27 Februari sampai 14 Agustus. Bulan paling tidak berangin dalam setahun di Savana adalah Mei, dengan kecepatan angin rata-rata per jam 12,3 kilometer per jam.
*)Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi – Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Foto sumber : https://ppid,menlhk.go.id/media/articles/1/IMG-20180904-WA0075.jpg