PKSPL IPB University dan Pupuk Kaltim (PKT) siapkan kelompok masyarakat dalam mengelola taman laut (Sea Garden) melalui praktek pemantauan kondisi terumbu karang.
HARAPAN baru kini terbentang di Pesisir Pasilan – Bontang, Kalimantan Timur. Sebuah taman laut (sea garden) kini sedang dibangun oleh PT. Pupuk Kaltim (PKT) bersama PKSPL – IPB University di lokasi itu.
Taman laut itu merupakan salah-satu program dari Center of excellent (COE) terumbu karang. Tujuannya ialah sebagai laboratorium lapang dan tempat pembelajaran ekosistem terumbu karang. Disamping itu, juga menjadi wahana edukasi kelautan bagi berbagai pihak, termasuk kampus, baik di dalam maupun dari luar negeri.
Direhabilitasi
Sumber GI di PKSPL-IPB melaporkan, bahwa program tersebut tidak terlepas dari dukungan (partisipasi) masyarakat nelayan di sekitar Perairan Pasilan. Disebutkan bahwa, kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ekosistem terumbu karang selama ini telah berdampak pada kerusakan ekosistem di perairan itu.
“Masih tingginya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Bahkan masih ada nelayan yang menggunakan bom, tentunya kian merusak ekosistem terumbu karang,” ungkap laporan itu.
Jelas, bahwa hal itu telah memberikan dampak merugikan bagi lingkungan maupun masyarakat. Tangkapan ikan berkurang, dan abrasi pun mengancam.
Untuk itu, ekosistem terumbu karang perlu dikelola secara berkelanjutan. Sumberdaya manusia (SDM) pesisir pun ditingkatkan kemampuannya dalam pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang. Kiprah mulia itulah yang kini sedang dilakukan oleh PKSPL IPB dan PKT melalui bimbingan dan pelatihan di Pesisir Pasilan tersebut.
Mantan Perusak
Isdahartati, M.Si, selaku fasilitator dan Peneliti PKSPL IPB University, menyampaikan bahwa sebagian besar peserta pelatihan adalah nelayan mantan pengguna alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, bahkan sebagai pengebom ikan.
“Selama mengikuti pelatihan ini mereka diberikan materi terkait Pengenalan Ekosistem Terumbu Karang, serta Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Berkelanjutan. Selain itu diberikan juga soal metoda pengambilan cara mengolah data lapangan,” jelas Isda.
Sehari sebelum kegiatan praktek sampling, peserta sudah melakukan simulasi di kelas dengan menggunakan foto foto terumbu karang yang di bentang pada roll meter. Hari berikutnya (01 Maret 2023) peserta dibawa langsung untuk mengambil data di Perairan Bontang, tepatnya di Pasilan.
Kegiatan pengambilan data tersebut dibimbing oleh pengajar handal dari PKSPL-IPB University, seperti : Dr. Suryo Kusumo, Novit Rikardi, M.Si dan Aditya Bramandito, S.Kel. ikut pula mendampingi para fasilitator handal, yakni Isdahartati, M.Si dan Husni Leili, M.Si.
Praktek pengambilan data tersebut dilakukan dengan metoda Point Intercep Transect (PIT) dengan kedalaman 2 meter untuk peserta yang menggunakan alat snorkling. Sedangkan bagi yang menggunakan alat scuba pada kedalaman 3 – 6 meter.
Mereka pun belajar menulis data di dalam air, serta mengambil video dan foto pada titik sampling.
Makin Sadar
Beberapa peserta menyampaikan bahwa mereka semakin percaya diri dan dapat mengetahui jenis-jenis karang. “Selama ini kami menyangka itu hanyalah batu di bawah laut dan tidak ada manfaatnya, ujar Rahman, peserta dari Gusung.
Sementara Maxi, peserta dari Malahing, manambahkan bahwa setelah mengikuti materi di kelas dan praktek lapangan dirinya menjadi lebih paham betapa pentingnya mengelola ekosistem terumbu karang. Sedangkan Yusta, Ketua KARAKA, menyampaikan bahwa dulu Dia adalah salah-satu pelaku pengemboman. “Dengan mengikuti pelatihan ini saya tidak akan tergoda lagi untuk melakukan hal salah tersebut,” sesalnya.
Semua peserta yang rata rata dulunya adalah pelaku destruction fishing, kinipun insyaf. Setalah mengikuti pelatihan ini mereka bertekat akan menjaga terumbu karang dan akan malakukan pemantauan bersama dengan kelompok nelayan lainnya.
Maka harapan baru pun terbentang sudah; terumbu karang di Perairan Bontang akan sehat dan lestari….. Semoga. (Ids)
***Riz***