Yulizah*)
Buah Kurang Menarik? Gali Potensi kayu dari tanaman pohon buah lokal Nusantara agar tidak hilang.
LUAR BIASA. Negeri ini memiliki lebih dari 5.000 jenis buah-buahan, dimana sekitar 2.000 jenis diantaranya merupakan buah-buahan asli Indonesia atau lebih dikenal dengan buah ‘buahan lokal Nusantara’. Hebatnya, buah tersebut memiliki keunikan tersendiri dari segi rasa, aroma, dan kandungan nutrisi.
Informasi mengenai nilai gizi dari buah lokal Nusantara sudah banyak dipublikasikan. Bahkan sudah terdapat suplemen kesehatan yang mengandung buah-buah lokal indonesia.
Sayangnya, Indonesia belum bisa mempertahankan keberlangsungan keberadaan dari beragam tersebut. Padahal, meski kurang terkenal, buah-buahan tersebut tetap penting, karena pohon-pohonnya memiliki banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Memang, selain buahnya, masih banyak bagian lain dari tanaman pohon buah lokal nusantara yang dapat dimanfaatkan, seperti daun, kulit batang, bunga, biji, kulit buah dan akar hingga kayunya.
Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan makanan tradisonal, beberapa daun tanaman buah lokal nusantara memiliki sifat obat dan digunakan dalam pengobatan tradisonal. Bahkan kulit batang pun memiliki nilai komersial, karena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan tekstil, serat atau bahan bangunan tradisonal.
Beragam janis bunga dapat digunakan dalam pengobatan tradisonal, atau sebagai bahan campuran dalam minuman tradisonal. Selain itu, dapat digunakan dalam industri parfum atau kosmetik. Begitu biji atau benih, dapat diolah menjadi minyak yang dapat digunakan dalam industri makanan atau komestik, dan juga bisa diolah menjadi tepung atau sebagai bahan tambahan dalam makanan,
Sementara kulit buah dapat dimanfaatkan dalam bidang industri obat-obat, komestik serta makanan minuman. Lalu beberapa jenis akar bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan dan juga dapat digunakan dalam industri tali atau anyaman.
Selain bagian yang telah disebutkan tadi, kayu dari tanaman pohon buah lokal juga memiliki nilai komersial. Selain dapat digunakan dalam pembuatan mebel, kontruksi, beragam jenis kayu bisa menjadi bahan kerajinan tangan dan bahan bakar. Pemanfaatan beragam jenis kayu tanaman pohon buah ini dapat menggantikan kayu populer yang lebih umum digunakan, seperti kayu jati atau meranti yang harganya cukup mahal.
Berikut beberapa jenis tanaman pohon buah lokal yang terkenal dan masih mudah ditemui, serta dapat digali potenisnya.
Kayu Pohon Nangka (Arthocarpus sp.)
Nangka adalah pohon tropis yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pohon Nangka dapat mencapai ketinggian hingga 20-30 meter dan memiliki diameter batang yang besar, yaitu 50 – 75 cm.
Menanam pohon nangka relatif mudah. Meskipun pertumbuhannya lambat diawal-awal masa tanam, namun kemudian akan tumbuh cepat pada masa produktifnya.
Kayu dari pohon Nangka tidak termasuk kayu yang banyak dimanfaatkan untuk bahan baku industry. Keunggulannya; termasuk kayu kuat dan keras yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan produk-produk mebel dan furniture kecil-kecil.
Kestabilan kayu nangka berada dalam dimensi yang baik, sehingga dapat digunkan untuk produk-produk yang memerlukan ketahanan terhadap perubahan cuaca dan kelembapan. Selain itu, kayu nangka memiliki warna dan tekstur yang menarik, sehingga dapat digunakan untuk produk-produk furniture dan dekorasi interior dan eksterior.
Kayu Pohon Bisbul (Dyospyros blancoi)
Kayu dari pohon bisbul termasuk dalam kayu keras yang memiliki kualitas yang baik dan cocok dijadikan sebagai bahan baku industri. Teksturnya halus, pola seratnya menarik, serta daya tahan cukup baik.
Beberapa jenis industri yang memanfaatkan kayu bisbul sebagai bahan baku diantaranya adalah industri mebel, industri konstruksi, serta industri perkakas. Kayu jenis ini juga dapat digunakan dalam industri kertas.
Di Filipina, kayu pohon bisbul dimnafaatkan sebagai bahan kerajinan dan termasuk spesies tumbuhan yang dilindungi.
Pohon Durian (Durio zibethinus)
Kayu dari pohon durian memiliki beberapa kegunaan, meski masih terbatas dan kurang populer untuk menjadi bahan baku industri. Durian merupakan spesies yang bernilai ekonomi karena buahnya, sehingga masyarakat jarang memanfaatkan kayunya.
Kayu pohon durian termasuk dalam kayu lunak dan memiliki beberapa kelemahan, seperti mudah rapuh dan rentan serangan hama. Meskipun begitu, kayu pohon durian dapat digunakan sebagai bahan bakar, kerjainan tangan (seperti hiasan dining, patung atau perabot rumah tangga).
Kayu durian pun bisa menjadi bahan baku alternatif dalam pembuatan kertas serta serat kayu pohon durian dapat digunakan sebagai bahan pengisi ddalam pembuatan panel atau isolasi.
Pohon Menteng (Baccaurea rasemosa)
Pohon menteng memang tidak banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Walau termasuk kayu keras, namun memiliki beberapa kelemahan seperti pori-pori kayu yang kecil, sehingga sulit untuk dikeringkan dan diolah. Selain itu, pohon menteng biasanya memiliki ukuran yang kecil, sehingga tidak menghasilkan kayu dengan jumlah yang banyak.
Namun kayu menteng masih bisa dimanfaatkan untuk pembuatan arang serta kerajinan tangan, seperti barang ukiran. Hal ini karena kayu menteng memiliki serat yang kuat dan mudah dipahat. Kayu jenis ini juga bagu sebagai bahan baku pembuatan furniture sederhana.
Kayu Jambu Batu (Psidium guajava)
Kayu ini umumnya memiliki kualitas yang baik dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi. Beberapa potensi penggunaan kayu jambu batu, diantaranya; sebagai bahan baku dalam industri furnitur untuk pembuatan meja, kursi, lemari, atau perabotan lainnya.
Kayu ini memiliki serat yang menarik dan tahan terhadap serangan hama. Kayu jambu batu pun sering digunakan untuk membuat barang kerajinan tangan seperti ukiran, patung kecil, dan hiasan dinding.
Disamping itu, kayu jambu batu dapat dijadikan bahan untuk panel kayu, seperti panel dinding atau partisi, lantai kayu yang indah dan tahan lama, serta sebagai bahan konstruksi bangunan, khususnya untuk elemen seperti balok, tiang, atau rangka struktural.
Peningkatan Nilai Tambah
Masih banyak jenis tumbuhan buah lokal nusantara yang kayunya memiliki potensi sebagai alternatif industri kertas, furniture hingga konstruksi. Sebut saja kayu pohon Manggis (Gracinia mangostana) misalnya. Atau pohon mangga (Mangifera sp), kayu Loa (Ficus racemose) dan laiinya.
Dengan memanfaatkan kayu dari tanaman pohon buah lokal secara bijak dan berkelanjutan, kita dapat menciptakan nilai tambah bagi jenis tanaman buah lokal tersebut, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian jenis-jenis tanaman pohon buah lokal dalam penggunaan sumber daya kayu.
Penulis menilai pentingnya upaya memperkuat keberlangsungan keberadaan pohon buah lokal Nusantara yang kurang dikenal.
Berbagai upaya yang bisa dilakukan diantaranya: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberadaan pohon buah lokal Nusantara agar dapat mempertahankan keanekaragaman hayati Indonesia.
Upaya pengembangan kebijakan dan program dukungan pemerintah pun, tentunya sangat diperlukan. Misalnya; melalui pengembangan program konservasi dan penanaman pohon buah lokal Nusantara.
Penulis pun menilai pentingnya upaya mengenalkan pohon buah lokal nusantara yang kurang dikenal kepada penurus bangsa. Mengapa? Karena masyarakat perlu dikenalkan dengan berbagai jenis buah-bahan lokal Nusantara, sehingga mereka dapat memilih mengkonsumsi buah-buahan tersebut, dan mendorong permintaan untuk membudidaya tanaman pohon buah lokal Nusantara tersebut.
*)Peneliti Ahli Pertama, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN