Industri Kayu Olahan: Menjawab Tantangan, Meraih Peluang di Pasar Domestik

Potensi pasar domestik kayu olahan cukup besar. Diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

MALANG, 26 Juni 2024 – Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FPUB) pada hari ini mengungkap berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi industri kayu olahan di pasar domestik. FGD ini merupakan bagian dari Proyek ITTO PD 928/22 Rev. 1 (I) dengan Project Coordinatornya Dr. Rina Kristanti, S.hut., M.Sc.. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan strategi nasional untuk memperkuat industri ini.

“Industri kayu olahan memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional,” ujar Prof. Mangku Purnomo Dekan FPUB dalam sambutannya. “FGD ini menjadi momentum penting untuk mencari solusi dan strategi dalam mengembangkan pasar domestik kayu olahan,” tambahnya.
FGD ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dishut Provinsi Jaawa Timur, Disperindag Jawa Timur, Perum Perhutani, asosiasi industri kayu, serta akademisi dan praktisi.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK, dalam sambutannya yang disampaikan melalui video, menekankan potensi pasar domestik kayu olahan yang besar dan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan. Diskusi berfokus pada peningkatan daya saing produk kayu olahan melalui inovasi, peningkatan kualitas, dan efisiensi produksi. Selain itu, penguatan kelembagaan dan koordinasi antar pemangku kepentingan juga menjadi perhatian utama.

“Industri kayu olahan di Indonesia memiliki potensi besar, namun juga menghadapi berbagai tantangan,” ujar Dr. Sulis, salah satu narasumber dalam FGD. “Tantangan tersebut antara lain adalah kurangnya pengetahuan tentang bahan baku kayu, fokus manufaktur besar pada pasar ekspor, kurangnya tenaga ahli konstruksi kayu, serta persepsi masyarakat mengenai kayu yang rentan terhadap hama, cuaca, dan api”, Pungkasnya. Namun, Dr. Sulis juga menekankan bahwa ada banyak peluang yang dapat dimanfaatkan.

“Permintaan produk kayu olahan di pasar domestik terus meningkat, terutama untuk perumahan dan furnitur,” ujarnya. “Inovasi teknologi pengolahan kayu juga telah menghasilkan produk kayu rekayasa yang lebih kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan.” Beliau juga menambahkan, “Dengan upaya bersama, industri konstruksi kayu di Indonesia dapat berkembang pesat, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, dan mendukung pembangunan berkelanjutan,”

FGD ini membahas strategi untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang tersebut. Beberapa strategi yang diusulkan antara lain adalah meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan kualitas produk, mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, serta memperkuat kerjasama antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat.

FGD ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam merumuskan strategi nasional yang efektif untuk memperkuat industri kayu olahan di Indonesia. Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, industri ini diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang, memberikan manfaat bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia.***

ADV

Redaksi Green Indonesia