Ihau Dari Borneo: Antara Lengkeng dan Leci

Buah ini langka, namun di Kalimantan masih banyak ditemukan. Buah khas Borneo ini tidak kalah menarik dibanding buah lainnya, dan pantas untuk dikembangbiakan.

ORANG Kalimantan pantas bersyukur. Banyak jenis buah-buahan yang tidak ada di daerah lain, tapi ada di sekitar mereka.

Bahkan, karena cuma ditemukan di Pulau Borneo, maka beragam jenis buah itu disebut ‘buah khas Kalimantan’. Diantaranya; sebut saja ihau, keledang, lay, kasturi, lahung, ucong dan sebagainya.

Bagi pembaca di daerah lain (luar Kalimantan), pernahkah Anda memakan buah-buah seperti disebutkan tadi?

Ihau

Beberapa waktu lalu, saat teman sekantor pulang dari tugas lapangan di Kalimantan, Dia membawa dua kantong plastik buah unik. Bentuknya seperti rambutan, bulat-bulat tapi ukurannya kecil, seukuran lengkeng. Warna kulitnya pun mirip lengkeng, tapi berduri tumpul.

Namanya ‘ihau’. Tapi sebagian orang di daerah asalnya (Kalimantan) ada yang menyebut ‘buah mata kucing’.

Dilansir dari Wikipedia, buah ihau juga dikenal dengan nama lokal lain, yakni mata kucing (Malaysia), medaru, medaro, bedaro (Sumatera), ihau (Kalimantan Timur), isau, sau, kakus (Serawak).

Sepintas buah ini hampir mirip dengan buah lengkeng dan leci. Meski demikian, seperti disebutkan tadi, jenis buah khas Kalimantan ini memiliki sedikit perbedaan dari segi penampilan. Buah Ihau memiliki karakteristik berbentuk kecil, bulat, dengan kulit cangkang berbintil-bintil kasar berwarna kuning. Sementara leci, juga berduri  tumpul, tapi berwarna merah.

Di habitatnya, hutan Kalimantan, buah ini merupakan makanan favorit untuk berbagai fauna seperti monyet, burung enggang, dan satwa khas Borneo lainnya.

Dari segi rasa, buah yang berhabitat asli di pulau Kalimantan ini memiliki rasa manis seperti buah lengkeng atau kelengkeng. Konon, musim buah ini biasanya jatuh pada bulan Desember sampai Februari. Namun beberapa waktu lalu teman kantor membawanya sebagai oleh-oleh dari Borneo.

Enak dan Manis

Ihau memiliki dua macam warna kulit; kuning kecoklatan dan berwarna hijau. Untuk yang berwarna kuning kecoklatan ketika masih muda kulitnya juga berwarna hijau, ketika sudah matang baru berubah menjadi kuning kecoklatan, sedangkan yang berwarna hijau baik masih muda maupun ketika sudah matang kulitnya tetap hijau.

Rasanya seperti buah kelengkeng, enak dan manis. Yang membedakan Ihau dari kelengkeng yaitu pada kulit dan daging buahnya. Daging buah ihau  lebih tipis dibandingkan dengan daging buah kelengkeng.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia