IPB gelar Gerakan Nasional Konservasi Pohon Langka Nusantara (GNKPLN). Aksi bersama itu dilakukan karena ancaman terhadap pohon langka di Indonesia semakin hari terus meningkat.
Bak jelang peluit panjang kepunahan, Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama DPP Himpunan Alumni (HA) IPB dan Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop) berpacu mengundur sirnanya beragam pohon langka. Beberapa waktu lalu, Gerakan Nasional Konservasi Pohon Langka Nusantara (GNKPLN) pun digencarkan.
Memang, seperti disebutkan Ketua DPP HA IPB, Fathan Kamil, bahwa aksi bersama itu dilakukan karena ancaman terhadap pohon langka di Indonesia semakin hari terus meningkat. Dalam keterangan tertulisnya, Fathan menyebutkan, ada empat ancaman nyata terhadap pohon langka di Indonesia. Empat ancaman itu adalah pemanfaatan berlebihan; habitat tumbuh pohon semakin terdesak akibat perkembangan penduduk dan sempitnya lahan; serta variasi genetik dan kualitas kesehatan pohon yang menurun.
Selain itu, regenerasi pohon yang semakin sulit karena sulitnya penyebaran biji dan minimnya satwa yang membantu penyerbukan bunga karena rusaknya lingkungan dan habitat satwa penyebar. Inilah yang mendasari peluncuran GNKPLN.
Peluncuran GNPKLN dilakukan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/9). Hadir dalam kesempatan itu Rektor IPB, Arif Satria, dan Rektor Wageningen University, Arthur P.J Mol.
Merawat Biodiversitas
Kegiatan itu dilakukan bersamaan dengan Dies Natalis IPB ke-56. Hadir juga Ketua HA IPB Fathan Kamil dan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PSKL KLHK) Bambang Supriyanto.
Arif mengatakan, upaya penamanam pohon langka nusantara itu merupakan bagian komitmen IPB untuk menjadi perguruan tinggi berkelanjutan (sustainable university). “Konservasi pohon langka ini sangat penting untuk biodversitas. Inspirasi itu dari IPB ke dunia,”katanya. Ditambahkannya, bahwa gerakan hijau itu selain mampu merawat biodiversitas di Indonesia yang beragam, juga membuat kampus IPB menjelma menjadi kampus hijau (green campus).
Sementara menurut Ketua HA IPB Fathan Kamil dan Koordinator Nasional Dies Natalis DPP HA IPB, Zulhamsyah Imran, inisiasi GNKPLN ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 lalu. “Kegiatan ini merupakan wujud tanggung jawab menjaga ekosistem dan keragaman biodiversitas Indonesia. “Uji coba tahun lalu berhasil. Sebanyak 15 ribu pohon sudah kita tanam,” ujar Fathan.
Lebih jauh Fathan menjelaskan, GNKPLN ini akan dilakukan di 20 daerah (titik) yang tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tengara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat. Di tiap titik, akan ditanam pohon langka nusantara di lahan seluas 2-10 hektare. Jadi, dalam 2-3 bulan setelahnya diharapkan ada 25-30 ribu pohon langka nusantara yang ditanam.
Direktur Jenderal PSKL KLHK, Bambang Supriyanto, menyatakan mengapresiasi kegiatan yang digelar IPB bersama ikatan alumninya tersebut. “Hal ini sejalan dengan gerakan menaman yang diinisasi KLHK,” ungkapnya.
Beberapa jenis pohon langka yang ditanam itu diantaranya Rasamala (Altingia excelsa Noronha), Eboni/Kayu Hitam (Diospyros celebica), Meranti Palembang (Shorea palembanica), Meranti Merah (Shorea selanica), Ulin/Bulian (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn), Kruing gunung (Dipterocarpus retusus), Merbau (Insia bijuga), dan Takian/hopea (Hopea nigra).
***Riz***
No comment