Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan strategi peningkatan kapasitas SDM di sektor blue carbon serta mengembangkan kerangka kurikulum dan modul pelatihan untuk pendidikan dan pelatihan blue carbon.
PERUBAHAN iklim adalah tantangan terbesar abad ini. Untuk menghadapinya, dibutuhkan transformasi sistemik dan lintas sektor, termasuk di sektor pesisir dan laut.

Terkait perkembangan itu, sejumlah jurus pun dimainkan oleh sebuah lembaga di IPB. Salah-satunya ini dalam memenuhi kebutuhan mendesak dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Adalah Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Lembaga Riset Internasional Kemaritiman, Kelautan, dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (PKSPL LRI i-MAR IPB) yang tak henti menebar kiprah tersebut.
Dalam hal pengembangan nilai ekonomi karbon dari ekosistem karbon biru misalnya, kerja sama pun dijalin dengan Climateworks Centre dan Net-Zero Academy, Monash Sustainable Development Institute (MSDI), Australia. Kolaborasi ini sekaligus untuk menjawab peluang dan tantangan dalam menyusun strategi menuju net-zero emissions yang inklusif dan berbasis bukti.
Demikian dikatakan dalam sebuah tulisan yang dikirim ke Redaksi GI. Dikatakan bahwa acara tersebut adalah sebagai langkah awal dari kerja sama tersebut, pada Selasa kemarin (03/06) telah digelar Workshop: Pengembangan Desain Capacity Building Blue Carbon Development, di IPB International Convention Center, Botani, Kota Bogor.
NDC & SDGs
Workshop ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan strategi peningkatan kapasitas SDM di sektor blue carbon; Mengembangkan kerangka kurikulum dan modul pelatihan untuk pendidikan dan pelatihan blue carbon.
Tak hanya itu. Workshop itu juga dalam rangka memfasilitasi dialog multi-pihak dalam mendesain program pengembangan kapasitas yang adaptif, relevan, dan kontekstual terhadap kebutuhan Indonesia; mengkonsolidasikan inisiatif kolaboratif lintas lembaga nasional dan internasional untuk mendukung kontribusi Indonesia dalam agenda Nationally Determined Contributions (NDC) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dalam kesempatan itu, pembukaan dan pengantar Workshop diberikan oleh Prof. Dr. Luky Adrianto, Direktur LRI i-MAR IPB & Senior Advisor ISSG SEAFOM Climateworks Centre.
Mangrove dan Lamun
Beberapa topik utama dalam workshop ini meliputi Kebijakan nasional dan global yang terus berkembang untuk merespons krisis iklim. Dikatakan bahwa peran strategis sektor karbon biru kini menjadi bagian penting dalam memperkuat komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
Topik lainnya ialah terkait dengan mangrove dan lamun. Dijelaskan bahwa kedua ekosistem ini berpotensi besar untuk mendukung target NDC Indonesia (Challenge dalam riset).
Dalam kegiatan itu dibahas pula soal integrasi nilai ekonomi dari karbon biru dalam strategi iklim. “Diperlukan pendekatan yang inklusif untuk memastikan manfaat ekonomi ini berdampak luas dan adil,” ungkap panitia penyelenggara – seperti tercantum dalam tulisan yang dikirim ke meja Redaksi GI tersebut.

Masih banyak isu penting dan menarik lain yang dicuatkan dalam kegiatan tersebut. Seperti masalah kesiapan dan kapasitas SDM. “Dibutuhkan pendekatan sistemik dalam perencanaan, pelatihan, dan penguatan kompetensi nasional,” tambah laporan itu.
Adapun sesi FGD pada workshop itu mengusung tema Net-Zero Emission and Blue Carbon Human Resources Development and Capacity Building Strategy.
Diskusi diawali dengan menggali strategi pengembangan kapasitas SDM yang relevan dan berkelanjutan untuk mendukung pencapaian target net-zero Indonesia berbasis sumber daya laut.

Hadir berbagai pihak terkait dalam kegiatan workshop tersbut. Diantaranya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Climateworks Centre, Australia, IPB University, serta dari pihak Monash Sustainable Development Institute (MSDI). Turut serta pula LSM mitra seperti WWF Indonesia, Rekam Nusantara Foundation, Conservation Strategy Fund (CSF) dan lainnya.
Peluang Indonesia
Hasil dari kegiatan ini diharapkan menjadi pondasi awal dalam penyusunan roadmap pengembangan kapasitas SDM sektor blue carbon Indonesia, yang tidak hanya berbasis keilmuan, tetapi juga adaptif terhadap dinamika kebijakan dan tantangan implementasi di lapangan.
Dengan sinergi antara institusi riset, lembaga pendidikan, pemerintah, serta mitra pembangunan internasional, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pionir dalam penerapan ekonomi karbon biru yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik.**
No comment