Debut Tangerang dalam pembangunan berwawasan lingkungan pantas diteladani, khususnya dalam konservasi pesisir dan laut.
RAMPAK Bedug menyambut delegasi peserta PNLG Forum 2022 saat memasuki Kecamatan Mauk Tangerang-Banten. Di sinilah puncak acara yang dihadiri oleh 9 negara anggota PEMSEA itu berlangsung. Semilir angin pantai sedikit melerai teriknya udara siang itu, Jumat 28/10/2022.
Pantai Ketapang kini laksana taman. Rimbunnya mangrove serta sejumlah bangunan eksentrik merubah wajah pesisir yang dulu kumuh, amburadul dan marginal, tapi kini begitu fenomenal.
Konservasi ekosistem serta penataan yang dilakukan Pemkab Tangerang, telah menjadikan lokasi itu sebagai percontohan pengelolaan pesisir bagi dunia. Warga pesisir pun terangkat perekonomiannya. Tidak hanya itu, banyak pihak menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan pengembangan desa pesisir yang dilakukan kabupaten dibawah kepemimpinan Bupati Ahmed Zaki Iskandar itu.
Tekad dan Keuletan
Memang, jika melihat latar belakangnya, kawasan pantai Ketapang itu dulunya kumuh dan memprihatinkan. Dibutuhkan tekad dan kerja keras untuk mencapai kondisi seperti sekarang ini.
Keberhasilan pengembangan pesisir di Tangerang itu tak terlepas dari peran PKSPL IPB University, yang sejak awal gencar mesosialisasikan dan memberi ‘masukan’ tentang pentingnya konservasi pesisir. Diantaranya adalah pengembangan mangrove.
Seperti dikisahkan Dr. Arsyad Al Amin, Kepala Divisi Program Pengembangan Masyarakat, Kelembagaan dan Kebijakan – PKSPL IPB University, bahwa pengembangan pantai Ketapang sudah dilakukan sejak 2013. Masa itu Pemkab Tangerang sering berdiskusi dengan IPB, termasuk perihal Program ‘Gerbang Mapan’.
Dikatakan Arsyad bahwa beberapa kali penanaman mangrove di lokasi itu gagal karena tingkat keasinan airnya terlalu tinggi,. “Alhamdulillah, berkat ketekunan dan kuatnya tekad –terutama Bupati Tangerang, akhirnya konservasi pantai Ketapang berhasil dan menjadi fenomenal seperti yang terlihat sekarang ini,” tutur Arsyad.
***Riz***
No comment