Inilah dampak perubahan iklim. Nyata… dan kehidupan pun terancam.
PEDAGANG kipas angin dan AC meraup rejeki. Seperti disiarkan sebuah stasiun televisi, sejak beberapa waktu terakhir, masyarakat menyerbu toko elektronik penjual alat pendingin ruangan tersebut karena tidak tahan udara panas.
“Meski sudah terbiasa, namun akhir-akhir ini panasnya lebih dari biasanya,” ungkap sejumlah warga di berbagai daerah. Arus mudik lebaran pun lancar di siang hari, namun mengalami kemacetan di malam hari. Pemudik memilih perjalanan di malam hari untuk mengantisipasi dampak cuaca panas, termasuk resiko kerusakan pada mesin mobil.
BMKG menyebut suhu panas yang terjadi merupakan fenomena wajar di bulan April dan Mei. Dikatakan, secara normal pada bulan bulan ini terjadi peningkatan suhu maksimum harian yang dipengaruhi oleh gerak semu matahari, sebuah siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Selain itu, sebagian besar wilayah Indonesia kini tengah memasuki musim kemarau dengan dominasi angin monsun Australia yang umumnya bersifat kering dengan kelembaban udara yang kurang, cuaca cenderung cerah dan kurangnya tutupan awan. Pada kondisi ini, intensitas radiasi matahari dapat secara optimal diterima permukaan bumi sehingga meningkatkan panas udara permukaan.
Resiko Perubahan Iklim
Beberapa mediamassa mengabarkan, sejumlah negara seperti Afghanistan, Papua Nugini, dan Amerika Tengah paling berisiko terkena dampak gelombang panas yang merusak. Disusul Beijing dan Eropa Tengah. Negara dengan jumlah penduduk besar ini relatif lebih berisiko akibat perubahan iklim.
Diberitakan pula, bahwa negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.
Cuaca panas ekstrem di sebagian wilayah Asia ini dipengaruhi oleh gelombang panas atau heatwave. Melansir dari The Guardian, enam kota di utara dan timur India mencatat suhu di atas 44°C. Sementara ibu kota, Delhi, mencatat 40.4°C pada Selasa, 16 April 2023. Dilaporkan pula cuaca ekstrim di India telah menyebabkan kematian dan penutupan sekolah.
Lalu, apakah penyebab cuaca panas di Indonesia juga dipengaruhi oleh heatwave?
BMKG mengungkapkan, bahwa penyebab cuaca panas di Indonesia 2023 bukanlah dipengaruhi gelombang panas atau heatwave, tetapi gerak semu matahari yang merupakan siklus tahunannya.
Saat berita ini ditulis, GI mengamati, sejumlah wilayah di Indonesia mengalami musibah banjir dan longsor. Artinya, di tengah teriknya matahari, hujan lebat pun melanda, hingga banjir dan longsor di beberapa daerah.
***Riz***