Bunga Matahari dalam Percaturan Minyak Nabati Dunia

Selain kelapa sawit, sumber minyak nabati lainnya adalah biji bunga matahari. Total perdagangannya mencapai 20,36 juta metrik ton pada tahun 2023. Disamping sebagai bahan baku minyak goreng dan produk pangan, komoditas ini juga dijadikan biofuel, kosmetik dan sebagainya.

LEBIH dari enam puluh judul jurnal hasil riset dunia terkait minyak nabati disajikan dalam Konferensi Internasional Minyak Nabati (The 1st International Conference on Vegetable Oil 2023/ The 1st VOICe 2023) di Bogor kemarin (Kamis, 30/11). Satu diantaranya disampaikan oleh Nugraha Akbar Nurrochmat, jebolan S2 IPB University, yang kini tengah bersiap melanjutkan Program Doktoral (S3) pada salah satu universitas di Warsawa – Polandia.

Dalam kesempatan itu, Uga – panggilan akrabnya, menyampaikan hasil riset tentang salah-satu penghasil minyak nabati; bunga matahari.

Dalam jurnal hasil riset yang dilakukan bersama Izabella Indrawati, Ulfa Adzkia, dan Meti Ekayani,  dari Proyek Penelitian Minyak Nabati, Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, serta Departemen Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University itu disebutkan bahwa bunga matahari merupakan salah satu produk yang paling banyak diperdagangkan di dunia.

Diketahui bahwa total perdagangan sebesar 20,36 juta metrik ton dari total produksi minyak nabati pada tahun 2023. Biji bunga matahari  biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan minyak goreng dan produk pangan, biofuel, kosmetik, dan turunan lainnya.

Akibat perubahan iklim dan krisis energi bahan bakar fosil di Eropa, kebutuhan akan minyak nabati semakin meningkat.  Salah satunya adalah minyak bunga matahari.

Dalam penelitiannya,  Nugraha mengidentifikasi pasar bunga matahari global dari sejumlah negara, khususnya produsen terbesarnya. Dia menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara di beberapa negara, seperti Belanda, Rumania, dan Polandia. Diketahui bahwa beberapa negara tersebut merupakan produsen terbesar minyak bunga matahari.

Dikatakannya, bahwa data sekunder penelitiannya diperoleh dari data ekspor negara-negara produsen bunga matahari di seluruh dunia dari tahun 2020 hingga 2021. “Lalu  The Boston Matriks Consulting Group (BCG) digunakan untuk analisis data untuk menilai kinerja bunga matahari produk di berbagai negara pengekspor utama di seluruh dunia,” tutur Uga.

Dari hasil penelitian,  diketahui bahwa Rumania menempati posisi terdepan dengan ekspor biji bunga matahari tertinggi, sekitar 19,8% dari total nilai ekonomi sebesar 4,74 miliar USD. Posisi bintang menunjukkan dominasi pasarnya yang kuat. Namun, persaingan yang ketat masih terus terjadi, sehingga memerlukan pengawasan ketat terhadap posisi Rumania di tengah dinamika yang kompetitif.

Minyak Goreng dan Biofuel

Bunga matahari biasa (Helianthus annuus) adalah spesies bunga tahunan besar dari genus Helianthus. Tanaman ini pertama kali didomestikasi di Amerika. Biji bunga matahari dibawa ke Eropa dari Amerika pada abad ke-16, di mana – bersama dengan minyak bunga matahari, minyak ini menjadi bahan masakan yang tersebar luas bahan.

Nugraha Akbar Nurrochmat, (kanan)

Seiring berjalannya waktu, sebagian besar produksi skala industri telah beralih ke Eropa Timur, dan (per tahun 2020) Rusia dan Ukraina bersama-sama menghasilkan lebih dari separuh produksi benih dunia.

Berdasarkan pendataan, perkebunan bunga matahari dibedakan menjadi tiga cara tergantung pemanfaatannya. Yaitu produksi benih, minyak goreng, dan biofuel.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia