Untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, termasuk terkait program MBG, dibutuhkan sekitar 1 juta ekor sapi perah nasional. Indonesia devisit daging sapi dan susu.

SALAH-SATU pangan bergizi yang sangat penting dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah protein, baik daging, telur, dan susu. Khusus daging sapi, apalagi susu, menurut salah seorang pembicara dalam acara Food & Agriculture Summit IV – 2025, tampaknya kondisinya cukup dilematis.
Adalah Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Dr. Nanang Purus Subendro, yang melontarkan kegelisahan itu. “Masih banyak masalah di dunia peternakan kita, terutama dalam penyediaan susu,” ungkapnya dalam acara yang digelar DPP HA-IPB, siang tadi (Kamis, 23/01).
Diantaranya ialah rendahnya produktifitas peternakan sapi di Indonesia. “Lalu, produksi susu negara kita sangat rendah. Kita negara importir susu,” jelas Suganda.
Ditambahkannya pula, bahwa minat generasi muda sangat rendah untuk terjun ke bisnis peternakan.
Perlu Terobosan
Berbagai terobosan dilakukan dalam upaya memajukan dunia peternakan. Seperti disampaikan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Dr. drh. Agung Suganda, untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, termasuk terkait program MBG, dibutuhkan sekitar 1 juta ekor sapi perah nasional.

“Masih banyak terobosan lain yang akan kita lakukan,” jelas Agung.
Diakuinya bahwa hal itu tidak mudah. Perlu sinergi berbagai pihak serta program kemitraan dengan swasta,” ungkap Dirjen.
***Riz***
No comment