Si Cantik yang ‘Menyimpan’ Racun

Namanya sambang darah. Cantik di taman, berkhasiat herbal, dan bisa dijadikan biopestisida.

BANYAK ditemukan di halaman rumah, bahkan di taman pinggir jalan. Memang, sambang darah (Excoecaria cochinchinensis) biasa ditanam sebagai tanaman hias, atau tanaman penghias jalan, karena warna daunnya yang cukup cantik.

Dibalik keindahannya, sambang darah adalah tumbuhan berkhasiat obat bersifat beracun. Tanaman ini berasal dari China dan Asia Tenggara. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan beberapa nama: daun rĕměk daging (Jateng), daun sambang darah, ki sambang, dan sambang darah (Betawi).

Racunnya bahkan mempunyai kekuatan membunuh. Namun demikian, tanaman ini masih juga dapat dipakai sebagai tanaman hias.

Ada dua jenis sambang darah yang umum ditanam masyarakat, yang daunnya hijau dan ada yang daunnya belang-belang putih (varigata). Namun keduanya punya daun bawah yang berwarna merah. Tanaman Perdu ini tumbuh tegak; tinggi 0,5-1,5m, percabangan banyak, getahnya berwarna putih.

Beracun dan Berkhasiat

Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat dan beracun. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipruritik), dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Ekstrak daun sambang darah efektif dalam mengendalikan hama ulat grayak.  Efektifitasnya dalam membunuh ulat grayak sangat ampuh, yakni dengan mortalitas sebesar 85%.  Getahnya mengandung resin dan senyawa yang sangat beracun. Selain itu tanaman ini mengandung tannin, triterpenoid eksokarol, dan silosterol

***Riz***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *