Selama sepekan pada akhir bulan lalu, di Manokwari, telah digelar pelatihan SIG dan Tata Ruang Pesisir (Marine Spatial Planning)
KABAR bagus dari Manokwari, Papua Barat. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKSPL LPPM) IPB University adakan pelatihan sistem informasi geospasial (SIG) dan tata ruang, 24-28/8.
Kegiatan pelatihan itu digelar melalui kerjasama dengan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Coral Reef Rehabilitation Management Program Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI).
Pelatihan ini diikuti oleh 47 peserta yang berasal dari pemerintah pusat dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Provinsi Papua Barat, Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, Universitas Papua, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan Papua Barat.
Dr Fery Kurniawan, Direktur Proyek ICM-COREMAP-CTI menyampaikan, pelatihan GIS dan tata ruang ini merupakan rangkaian program desain pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Program ini bertujuan mendukung percepatan pelaksanaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) di Provinsi Papua Barat.
“Program RZWP3K sebagai salah satu bagian dari Program dan kegiatan COREMAP-CTI yang didanai dari hibah World Bank melalui Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia (ICCTF) – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,” ujar Dr Fery Kurniawan.
Sementara itu, Dr Yonvitner, Kepala PKSPL IPB University menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu bagian dari keberlanjutan pembangunan pesisir dan lautan. Dosen IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan ini menyebut; “Berdasarkan kapasitas tersebut, maka ke depannya pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Papua Barat akan menjadi terarah, terpadu dan berkelanjutan, serta mampu mensejahterakan masyarakat.”
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat, Jacobis Ayomi, menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya pelatihan SIG dan tata ruang untuk pesisir dan lautan. Ia berharap, perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Papua Barat yang selama ini sering tumpang tindih dalam perencanaannya tidak terjadi lagi.
“Semoga pelatihan ini dapat menjadi jalan implementasi penataan RZWP3K yang terintegrasi antara darat dan laut,” ujar Jacobis Ayomi.
Sementara Dr Sri Yanti, selaku Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, dalam sambutannya menyampaikan bahwa capaian yang diharapkan adalah terlatihnya 30 orang staf lembaga pusat dan organisasi daerah dalam bidang SIG dan tata ruang pesisir (marine spatial planning) dengan peningkatan kemampuan 75 persen. Adapun Direktur Executif ICCTF, Tony Wagey melanjutkan, bahwa dengan adanya pelatihan ini dapat membantu percepatan implementasi RZWP3K di Provinsi Papua Barat sehingga pelaksanaannya dapat optimal.
Dukung Implementasi RZWP3K
Sementara itu, Isdahartati, MSi selaku course leader menyampaikan bahwa tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam mendukung percepatan implementasi RZWP3K di Provinsi Papua Barat. Dengan demikian, peserta diharapkan bisa mendapat pemahaman tentang mengelola data spasial secara komprehensif terkait pemanfaatan ruang dan dinamika perkembangannya dalam menyusun perencanaan serta implementasi zonasi sesuai RZWP3K di Provinsi Papua Barat dengan pendekatan Integrated Coastal Management (ICM).
Untuk mencapai tujuan tersebut, pelatihan dilaksanakan dengan metode andragogy. Pelatihan ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di ruang kelas dan praktik lapang. Pelatihan di kelas dilakukan dengan penyampaian materi secara tatap muka, diskusi, dan kerja kelompok melalui beberapa case study. Adapun praktik lapang dilakukan di Pulau Mansinam.
“Hasil interpretasi data praktik lapang dituangkan dalam luaran peta berdasarkan kondisi yang ada dan analisis yang dilakukan oleh masing-masing kelompok dan di presentasikan pada akhir kegiatan,” ujar Isdahartati.
Dikatakannya, bahwa lingkup materi dari pelatihan ini yaitu review ICM dalam Implementasi RZWP3K, pemahaman dasar mengenai SIG, pengenalan konsep pemetaan dan SIG untuk implementasi RZWP3K, pengenalan software Arcgis, membangun manajemen database spatial, analisis spatial dan geoprocessing, penyusunan layout peta, penyusunan analisis studi kasus pemanfaatan ruang dan contoh penugasan studi kasus (On Job Assignments).
Diharapkan dari kegiatan ini, nantinya peserta dapat mengelola data spasial. Peserta pun diharapkan mampu memahami secara komprehenasif dalam mengelola dan mendayagunaan data spasial untuk perencanaan dan implementasi zonasi sesuai RZWP3K.
Tidak hanya itu, peserta pun diharapkan dapat mengenal teknologi SIG, membuat peta tematik, mengaplikasika SIG dalam pengelelolaan spasial, mengolah berbagai jenis data menjadi data spasial, serta mampu menganalisis kesesuaian dengan zonasi dalam mendukung implementasi RZWP-3-K.
Dan yang tak kalah penting lagi ialah, para peserta akan dapat menyajikan berbagai data dalam bentuk spasial yang siap pakai, sesuai dengan tujuan pengguna, sebagai masukan kepada pengambilan kebijakan dalam menyusun program pengelolaan sumberdaya pesisir terpadu (ICM) di Provinsi Papua Barat.
***Riz***
No comment