ALAM SEBAGAI OBAT LUKA HATI

Biotrop sudah mengembangkan lebih dari 55 jenis tanaman dengan teknologi kultur jaringan. Tiga diantaranya termasuk jenis yang sudah langka, yaitu cendana (Santalum album), saninten (Castanopsis argentea), dan jeruk siompo.

DPP HA IPB, IPB University, Seameo Biotrop bersama Jasa Marga pada tanggal 10 Juli 2021 melakukan Webinar Environmental Leader Talks yang disingkat ELTs. Webinar ini mengambil tema Menghijaukan Jalan Tol dengan Pohon Langka Untuk Mengurangi Emisi dan Edukasi.  Tentu banyak peserta yang heran, apa iya pada aktivitas pengelolaan jalan tol bisa dikombinasikan dengan konservasi pohon langka?

Webinar diawali dengan sambutan R. Fathan Kamil, Ketua  Umum DPP HA IPB. Menurut Fathan Kamil, upaya konservasi pohon langka perlu terus dilakukan oleh berbagai pihak. Pohon langka nusantara merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. DPP HA IPB sudah melakukan penanaman pohon langka sejak tahun 2018 dengan berbagai jenis.

Pohon dan Nama Daerah

Keynote speaker dalam kegiatan ini, Prof. Dodik Ridho Nurrochmat, Wakil Rektor 3 IPB.  Prof. Dodik menegaskan bahwa environemtal leader talk menjadi sangat penting dalam 

mengupayakan perbaikan lingkungan dan bumi.  Tentunya integrasi SDGs masih sangat penting agar seorang bisa menjadi leader. Seoarang leader tidak saja mampu inisiasi, tetapi juga dapat mengajak, mempengaruhi, memotivasi dan menjaga keberlangsungan tujuan, termasuk menjaga biodiversity seperti konsep green development.

Isu green development yang sedang hangat dibicarakan merupakan pembangunan berkelanjutan baik untuk pertumbuhan dan juga pemerataan dengan kerusakan minimum. Pembangunan jalan tol tentu akan dimulai dengan merusak tapi selanjutnya dapat dilakukan rehabilitasi dengan konsep yang lebih ramah lingkungan, termsuk konservasi pohon langka.

Menurut Dodik Nurrochmat, “jenis yang sudah langka bukan hanya pohon hutan tapi juga pohon buah. Banyak nama daerah yang dulunya berasal dari nama pohon hutan  dan pohon buah. Beberapa nama daerah yang diambil dari nama pohon yaitu gandaria, menteng, cempaka putih, sempur dan masih banyak yang lainnya. Jenis – jenis tersebut sekarang sulit ditemukan”.

Masyarakat Dapat Mengakses Teknologi Biotrop

Direktur Seameo Biotrop yang menjadi pembicara, Dr Zulhamsyah Imran mengemukakan betapa pentingnya human made dalam rangka save biodiversity.  Dalam menjawab tantangan ini, Biotrop telah bertransformasi visinya menjadi 3, yaitu: restorasi dan konservasi ekosistem; sustainable use biodiversity, bioenergy, food security; dan peningkatan resiliensi ekosistem terhadap perubahan

iklim.  Dalam wujud implementaasi, Seameo Biotrop menurut Zulhamsyah menawarkan tiga program fokus: school of biodiversity, SMARTS Be, dan wisata reserch.

“Minimal ada 10 akitivitas yang menjadi konsen Biotrop saat ini dalam menjawab upaya-upaya save biodiversity yaitu BEE, BIOMA, BIO Charity, BLEBD, BLF, BTS, BIOMOP, BIO Mind, dan BIOTA.  Biotrop telah mengembangkan lebih dari 55 jenis tanaman dengan teknologi kultur jaringan. Tiga diantaranya termasuk jenis yang sudah langka, yaitu cendana (Santalum album), saninten (Castanopsis argentea), dan jeruk siompo. Biotrop terbuka untuk bekerjasama dengan parapihak dan termasuk masyarakat dapat mengakses informasi teknologi yang ada pada Biotrop”, terang Zulhamsyah.

Mitigasi Emisi dari Jalan Tol

Pemateri lain yang hadir yaitu Prof. Rizaldi Boer, Direktur CCROM SEAP IPB yang merupakan pakar perubahan iklim. Rizaldi Boer menjelaskan “bahwa suhu bumi dunia terus mengalami kenaikan dan semakin cepat setelah era pra industri. Apabila kenaikan suhu global tidak bisa ditahan di bawah 1,5 0C, maka  risiko dan dampak perubahan iklim akan sulit dikendalikan yang akan mengancam keberlanjutan pembangunan”.

Saat ini Emisi dari transportasi berkontribusi cukup besar terhadap emisi nasional. Pada tahun 2019, kontribusi transportasi sudah mencapai 25% dari total emisi sektor energi, dan cendrung mengalami peningkatan. Meskipun demikian pembangunan jalan tol diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, namun berkontribusi terhadap peningkatan emisi GRK.

Pengelolaan jalan tol dapat melakukan mitigasi emisi CO2e. Ada lima tahapan yang dapat dilakukan oleh pengelola jalan tol dalam mitigasi emisi CO2e yaitu tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, tahap pemeliharaan dan tahap rehabilitasi.

Selain itu pengelola jalan tol juga dapat berkontribusi melakukan rehabilitasi lahan kritis melalui kegiatan CSR atau share hasil pengelolaan jalan tol. Pengelola jalan tol dapat membantu rehabilitasi lahan gambut yang emisinya sangat tinggi sesuai dengan visi perusahaan jalan tol yang juga memiliki visi lingkungan. Dalam berbagai tahapan pengelola jalan tol dapat melakukan penurunan emisi gas rumah kaca. Pengelola jalan tol terutama Jasa Marga sudah memiliki konsep green toll road dan sudah memberikan space kepada penanaman pohon langka. Hal ini menjadi sangat penting dan termasuk upaya mitigasi perubahan iklim.

Menanam Pohon untuk Pengurangan Emisi CO2

Pada waktu yang bersamaan pemateri lain Mohamad Agus Setyawan, Direktur Bisnis Jasa Marga (JM) menyampaikan Program Green Tol Road (GTR).  JM sangat berkomitmen utk menghijaukan jalan tol melalui program CSR dan melibatkan masyarakat.  Pembangunan jalan tol mulai dari proses perencanaan sampai operasinal sudah mengintegrasikan aspek GTR.

Agus Setyawan menyebutkan JM tidak hanya sebagai operator pertama dan terbesar jalan tol di Indonesia, tapi juga menciptakan value yang berbeda dari operator jalan tol lainnya. JM merupakan corporate inisiator untuk green toll road Indonesia.

Kegiatan GTR sudah melakukan penghijauan pada ruas ruas tol dan rest area yang dikelola JM. Pada tahun 2020 JM bekerjasama dengan berbagai pihak sudah melakukan penanaman 42 pohon langka Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya JM untuk turut berpartisipasi dalam usaha perbaikan lingkungan dan konservasi biodiversity Indonesia.

“Jasa Marga sudah melaksanakan GTR sebagai upaya perbaikan lingkungan. Ada tujuh 6 kriteria GTR di Indonesia yaitu akses kelayakan dan pelayanan, efisiensi energi dan air, lingkungan, material, konstruksi dan kerjasama kewilayahan. JM terus berkomitmen dalam upaya perbaikan lingkungan pada lingkup usahanya. Penanaman pohon yang sudah dan terus dilakukan merupakan upaya pengurangan emisi CO2 dan efek rumah kaca” jelas Agus Setyawan.

Penanaman Mangrove

Pada kesempatan acara ini, Sekretaris Gerakan Nasional (Gernas) Konservasi Pohon Langka, Dr. Arsyad Al Amin menyampaikan beberapa kegiatan yang sudah dilakukan. Gernas ini sudah melakukan  penanaman pohon langka pada beberapa lokasi dan kerjasama dengan berbagai pihak.

Bukan hanya menanam pohon langka, Gernas pohon langka sudah pula melakukan coaching clinic pada mahasiswa. Dalam coaching clinic pohon langka diajarkan cara budidaya pohon mulai dari pembibitan, penanaman dan cara pemeliharaan pohon langka. Pernah juga kegiatan talks show pohon langka sebagai awal kegiatan Gernas pada tahun 2018.

Dalam waktu dekat menurut Arsyad, “akan dilakukan beberapa kegiatan. Ada rencana penanaman pohon langka di Bogor, menanam di Cianjur dan juga akan melakukan penanaman mangrove di Tangerang, Banten. DPP HA IPB sudah berkomunikasi dengan Pemda Banten dan dengan parapihak setempat. Sudah tersedia bibit dan juga sudah pernah dilakukan survey lokasi. Penanaman mangrove ini sebagai pelengkap bahwa kegiatan Gernas menanam dari dataran tinggi sampai menuju laut, from mountain to ocean”.

Alam Sebagai Obat Luka Hati

Pemateri yang satu lagi adalah Dr. Dadan Mulyana. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Kang Dadan. Dr. Dadan Mulya seorang praktisi dan pemerhati pohon langka nusantara. Dalam paparannya Kang Dadan menjelaskan “saat ini pohon langka semakin terdesak, Kerusakan habitat membuat variasi genetik dan kesehatan jenis pohon mengalami penurunan kualitas. Sementara penyebaran biji dan penyerbukan bunga memerlukan satwa. Tapi pada saat bersamaan satwanya juga sudah terancam populasi dan tempat tinggalnya”.

Kang Dadan memberikan beberapa contoh pohon yang sudah langka, diantaranya Vatica bantamensis, Vatica javanica, Dryobalanops aromatica, Shorea pinanga, Castanopsis argentea, Shorea javanica dan beberapa lainnya. Selain itu ada juga pohon buah yang makin jarang ditemukan seperti durian daun atau kerantongan (Durio oxleyanus)  dan Durian burung (Durio graveolens).

Jalan tol merupakan tempat strategis untuk konservasi pohon langka. Upaya penanaman pohon langka pada ruas tol atau pada rest area jalan tol bisa disebut sebagai upaya konservasi Ex-Situ. Jalan tol merupaan salah satu tempat paling strategis, mudah dikunjungi oleh masyarakat dan juga anak sekolah.

“Penanaman pohon langka pada rest areal jalan tol merupakan salah satu pilihan tepat. Aspek edukasi dan konservasi dapat terlaksana sekaligus. Konservasi pohon langka pada ruas tol merupakan implementasi persahabatan dengan alam. Alam tak sekedar mennghilangkan atas luka hati namun juga mampu memberikan kesejukan sepanjang masa” jelas Dadan Mulyana.

***Zul dan MRi***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *