Akankah Indonesia akan tenggelam? Pertanyaan yang bagi orang awam terkesan ‘paranoid’ itu kian menjadi ‘pantas’ disaat tanda dan gejalanya makin nyata.
BERKEMAS dan bergegaslah…! Perubahan iklim ternyata memang bukan sekedar isu. Jika ditelusuri dengan cermat, sudah sangat banyak bencana melanda tanah air tercinta ini akibat iklim yang bergejolak. Banjir, tanah longsor, kekeringan, hingga abrasi pantai serta naiknya permukaan air laut, bukan merupakan ‘barang baru’ di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang pernah dipublikasikan sejumlah mediamassa tahun lalu (2021), sekitar 115 pulau sedang dan kecil di Indonesia terancam hilang atau tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.
Dikhawatirkan, daerah-daerah seperti daerah wisata termasuk Bali, Nias dan pulau-pulau lain, termasuk di sepanjang pantai barat Sumatera terancam tenggelam. Jadi bukan hanya Jakarta atau kota pesisir di Pantai Utara Jawa saja.
Berdasarkan hasil pantauan citra satelit, terjadi penurunan muka tanah di DKI Jakarta antara 0,1 cm hingga 8 cm per tahun, Cirebon antara 0,3 cm hingga 4 cm per tahun, Pekalongan antara 2,1cm hingga 11 cm per tahun, Semarang antara 0,9 hingga 6 cm per tahun, dan Surabaya antara 0,3 hingga 4,3 cm per tahun.
Seperti dilaporkan Environmental Research Letters, bahwa ancaman terendamnya daratan akibat perubahan iklim semakin nyata terjadi. Bahkan, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Princeton University dan Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman, menunjukkan bahwa beberapa kota dunia, termasuk Jakarta, berpotensi tinggi akan tenggelam.
Ancaman Itu Benar
Sebuah kanal Youtube beberapa waktu lalu menampilkan tajuk; “Indonesia Bisa Tenggelam?”. Dalam Podcast PKSPL-IPB, Jumat (08/04/22) itu, isu bakal tenggelamnya Indonesia akibat – sebagai dampak climate change pun diangkat ke permukaan.
Isu menakutkan itu dibahas oleh Ir. Arif Wibowo, M.S., IPU. dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Muhammad Ridwan dari Centre for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific (CCROM-SEAP) IPB dan Dr. Arsyad Al Amin dari PKSPL-IPB.
Dalam podcast itu, beberapa isu yang selama ini marak diberitakan sejumlah mediamassa selama ini tersebut, memang benar adanya. “Secara scientist bisa diproyeksikan apa yang akan terjadi seratus tahun ke depan. Kan sudah banyak hasil penelitian terkait hal itu,” ucap Arif Wibowo dalam podcast tersebut.
Untuk itu, upaya mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim perlu makin digencarkan. Diantaranya melalui sosialisasi kepada publik.
Pemerintah daerah pun diharapkan menginsyafi isu perubahan iklim beserta dampaknya yang begitu menakutkan bagi daerahnya. Sehingga dengan kesadaran itu mereka bisa menjadikan program mitigasi dan adaptasi perubahan ikllim sesuatu yang penting (utama) dalam pembangunan di daerah masing-masing.
***Riz***
No comment