Bagi masyarakat Namrole, kayu putih memiliki sejarah panjang sebagai salah satu sumber daya alam utama.

SUDAH banyak yang tahu, bahwa
Maluku adalah sentra kayu putih yang sudah terkenal sejak lama. Di Namrole – Pulau Buru, misalnya, tanaman kayu putih tumbuh subur dan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat, baik dalam aspek budaya maupun ekonomi.
Tumbuhan yang dikenal dengan nama ilmiahnya Melaleuca cajuputi, adalah tanaman yang termasuk dalam famili Myrtaceae.
Bagi masyarakat Namrole, kayu putih memiliki sejarah panjang sebagai salah satu sumber daya alam utama. Sejak lama, masyarakat Namrole secara turun-temurun mengolahnya menjadi minyak esensial untuk berbagai keperluan kesehatan.
Saat berkunjung ke daerah itu beberapa waktu lalu, GI menyaksikan betapa banyak tempat penyulingan minyak kayu putih.

Turun-temurun
Proses penyulingan minyak kayu putih telah diwariskan secara turun-temurun. Kegiatan ini menjadikannya bagian dari kearifan lokal dan tradisi penting bagi komunitas di Namrole. Hal ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga menambah kekayaan budaya di wilayah tersebut.
Bagi masyarakat di daerah tersebut, manfaat minyak kayu putih sangat luas, terutama dalam dunia kesehatan.
Dari segi ekonomi, kayu putih memiliki nilai penting bagi masyarakat Namrole. Banyak keluarga yang bergantung pada pengolahan minyak kayu putih sebagai mata pencaharian utama, sehingga industri ini berperan besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Sejumlah warga yang ditemui GI mengatakan, bahwa mereka masih menunggu uluran tangan pemerintah untuk lebih memajukan kegiatan ekonomi kerakyatan tersebut. Dikatakannya, kegiatan produksi minyak kayu putih di Namrole masih membutuhkan dukungan permodalan dan pembinaan.
Dengan dukungan yang tepat, kayu putih bisa menjadi pilar ekonomi yang mengangkat kesejahteraan masyarakat Namrole secara berkelanjutan.*

(Bakry)