Meski didapati ada sebagian warga yang ‘tepapar’ stigma negatif, karena menilai kegiatan ini sia-sia, namun sebagian besar masyarakat antusias. Terbersit harapan masa depan cerah dengan suburnya terumbu karang.
KAMPUNG Yensaway, Distrik Batanta Utara, Kabupaten Raja Ampat – Provinsi Papua Barat, medio Juni lalu terlihat bersemangat. Warga pesisir itu, selama beberapa hari dikunjungi oleh sejumlah orang untuk menyelamatkan terumbu karang di perairan yang kesohor dengan keindahannya itu.
Adalah Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor yang mempelopori kegiatan pelaksanaan rehabilitasi terumbu karang tersebut. Peran serta kelompok masyarakat pun digelorakan.
Meski didapati ada sebagian yang ‘tepapar’ stigma negatif, karena menilai kegiatan ini sia-sia, namun sebagian besar kelompok pengelolaan terumbu karang menanggapi isu tersebut dengan kepala dingin. Alhasil, kegiatan berjalan sesuai harapan.
Pada saat kegiatan penanaman transplantasi terumbu karang misalnya, seluruh anggota hadir lengkap. Bahkan mereka mampu mengajak masyarakat usia dini untuk ikut berpartisipasi dalam mengerjakan penanaman transplantasi terumbu karang.
Memang, nilai-nilai yang selalu ditekankan kepada kelompok pengelolaan terumbu karang adalah kegiatan rehabilitasi merupakan kegiatan sosial. Mereka menginsyafi, bahwa keuntungan yang didapat tidak akan didapatkan secara instan melainkan anak cucu mereka yang akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan rehabilitasi ini.
Kepada kelompok pengelolaan terumbu karang dibekali materi mengenai beberapa metode transplantasi yang dapat dilakukan beserta kelebihan dan kelemahan dari setiap metode sehingga kelompok dapat memilih metode mana yang optimal untuk daerah perairan Kampung Yensawai.
Masyarakat Antusias
Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 15 sampai 24 Juni lalu tersebut secara garis besar terbagi menjadi tiga agenda, yaitu: melakukan penanaman fragmen karang dengan beberapa metode, memantau perkembangan pengetahuan serta dinamika kelompok, dan memberikan pengetahuan tentang tata cara melakukan monitoring serta perawatan transplantasi terumbu karang.
Agenda penanaman fragmen karang dilakukan pada 4 hari pertama dimulai dengan perakitan rangka transplantasi berbahan PVC (Polyvinyl chloride) dan disela-sela kegiatan tersebut disematkan pemberian materi tentang manfaat ekosistem terumbu karang bagi masyarakat.
Hasil pemantauan tim rehabilitasi di lapangan menunjukan hasil yang positif ditandai dengan adanya inisiatif dari kelompok pengelolaan terumbu karang untuk melakukan transplantasi terumbu karang secara mandiri.
Sejumlah pihak menyarankan agar lokasi selanjutnya penanaman transplantasi dilakukan di daerah yang mudah terlihat. Tujuannya adalah untuk menarik keingintahuan masyarakat.
***Riz***
I useⅾ to be suggested this blog through mү coᥙsin. I am now not certain wһether or not this publish is written by waү of him as
no one eⅼse recognize such special approximately my
difficulty. You’re incrеdible! Ꭲhank you!
Terima kasih kembali galbreath
semoga artikel kami bisa membantu anda