Menakar Karbon Hutan Ranca Upas

Yang tak kalah seru pun terlihat usai survey, ketika setiap kelompok menampilkan (presentasi) hasil kerja lapangan, lengkap dengan hitungan besaran stok karbon di plot masing-masing.

BERLATIH sambil menikmati pesona wisata ekosistem hutan di Ranca Upas – Bandung, sungguh berkesan. Hasilnya, tentu, disamping peningkatan kapasitas (capacity bulding) SDM, refresh dan silaturahmi antar jajaran di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu tercipta.

Begitulah, GI menyimpulkan selama peliputan lapangan kegiatan Workshop Carbon Accounting (Pelatihan Penghitungan Karbon) yang digelar di obyek Wisata Alam (kawasan Perhutani) Ranca Upas, Ciwidey – Bandung selama beberapa hari – jelang penghujung Desember 2023.

Kegiatan yang digelar Direktorat Iuran dan Penatausahaan Hasil Hutan (IPHH) – Ditjen Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) itu diikuti oleh tak kurang dari limapuluh peserta dari seluruh Indonesia. Mereka adalah perwakilan dari Sekretariat Ditjen IPHL, Direktorat IPHK, Direktorat Bina Usaha Pemanfaatan Hutan, Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan, Direktorat Pengendalian Usaha Pemanfaatan Hutan, Direktorat Bina Pengolahan dan Pemanfaatan Hasil Hutan. Turut serta pula perwakilan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang meliputi Balai Pengelolaan Hutan Lestari (BPHL) dari wilayah I sampai dengan XVI.

Praktek Lapangan

Tak hanya mendapatkan materi di kelas, workshop di Ranca Upas itu dilengkapi dengan praktek kerja di lapangan (hutan). Karbon hutan di obyek wisata itu pun diukur. Dimulai dengan pembentukan delapan kelompok, pemetaan (penentuan plot sampling). Kemudian masing-masing kelompok turun ke lapangan, mencari plot masing-masing sesuai titik koordinat GPS. Lalu survey (pengukuran serta pengambilan sampel) pun dilakukan.

Sebelum turun ke lapangan, briefing pun diberikan oleh Muhammad Ridwan – Direktur Eksekutif PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL) yang cukup terkenal sebagai ahli penghitungan karbon di republik ini. Di lapangan, masing-masing kelompok pun didampingi para Asisten dari CKL.

Hal yang tak kalah seru pun terlihat usai survey, dimana setiap kelompok menampilkan (presentasi) hasil kerja lapangan, lengkap dengan hitungan besaran stok karbon di plot masing-masing. Di sini terjadi saling kritik dan persaingan positif antar kelompok, dengan laporan hasil kerja terbaik mereka.

“Ini positif, dan secara keseluruhan tampaknya para peserta Workshop Carbon Accounting sudah memahami teknik penghitungan karbon hutan,” tutur Ridwan.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia