Di Yensawai, rimbunnya padang lamun melambai lembut di jernihnya air laut. Warga kampung bersama dengan Tim IPB tampaknya telah berhasil membuat ekosistem itu subur lestari.
‘JIKA takut dilamun gelombang, jangan berumah di tepi pantai’. Pepatah lama tersebut mungkin ada benarnya. Tapi lain halnya dengan ‘padang lamun’. Vegetasi bak padang rumput ilalang ini memang sukanya dilamun gelombang air laut.
Keberadaannya pun, selain menjadi habitat berbagai jenis hewan laut, juga sedikit bisa menahan alias menjadi ‘rem’ kencangnya laju gelombang. Alhasil ombak tidak terlalu garang menghantam pesisir pantai.
Di pesisir Raja Ampat – Papua Barat, disamping konservasi terumbu karang dan ekosistem mangrove, PKSPL IPB, ICCTF dan Bappenas pun melakukan perbaikan dan pengembangan ekosistem padang lamun. Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian Program COREMAP – CTI Provinsi Papua Barat.
Pacu Peran Aktif Warga
Di Yensawai, sebuah kawasan di Batanta Utara – Kepulauan Raja Ampat, dari atas homestay, GI menyaksikan padang lamun melambai lembut di bawah jernihnya air laut. Ratusan ikan kecil aneka warna berenang di sela-selanya. Ditemukan pula teripang (mentimun laut) serta kima (kerang besar) yang diam seperti bertapa. Di sekitar kaki-kaki kayu homestay saja, jumlahnya ratusan, dengan corak dan warna berbeda.
Konon, seperti cerita seorang ibu di atas speed boad dalam perjalanan dari Waisai menuju Yensawai, pada masa tertentu ditemukan ikan duyung di padang lamun tersebut. “Duyung memang menyukai padang lamun,” tukas Fery Kurniawan, Doktor dari IPB yang juga turut dalam speed boad itu.
Doktor berambut gondrong itu tak lain adalah Direktur Program dalam kegiatan konservasi di Kabupaten Raja Ampat – Papua Barat tersebut. Bersama beberapa rekan ahli serta kelompok masyarakat pesisir, pihaknya (PKSPL IPB) tidak kenal lelah melakukan berbagai kegiatan penyelamatan dan pelestarian pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di kawasan pusat segitiga terumbu karang (coral triangle) dunia itu.
Proyek Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan RZWP-3-K di Provinsi Papua Barat ini merupakan proyek berskala internasional yang melibatkan peran masyarakat dan stakeholder lainnya. Tujuan proyek ini adalah mendukung percepatan implementasi RZWP-3-K Provinsi Papua Barat dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) atau Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD), tepatnya di Kabupaten Raja Ampat.
Membuahkan Hasil
Padang lamun adalah ekosistem khas di laut dangkal pada wilayah perairan hangat dengan dasar pasir. Biasanya hanya dapat terbentuk pada bagian perairan laut yang dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Padang lamun juga dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang.
Awalnya menjadi tempat yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan terumbu karang harena sebelum zat-zat halus dan berbahaya menuju permukaan terumbu karang terlebih dahulu disaring oleh padang lamun. Disamping itu, padang lamun juga bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia karena dapat di manfaatkan sebagai bahan makanan dari alam.
Padang lamun tumbuh subur. Warga kampung bersama-sama dengan Tim IPB tampaknya telah berhasil membuat ekosistem itu kembali lestari.
***Riz***
No comment