Jelang Pemilu 2024 Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) menggelar kegiatan bertajuk “Menggali Potensi Bioekonomi, Inovasi Basis Alam Perlu Terus Dikembangkan”.
BIOEKONOMI sebagai salah satu topik utama di dalam RPJMN 2025-2045 dapat menjadi solusi untuk pengurangan eksploitasi sumber daya alam berbasis fosil dalam mengatasi krisis iklim. Sementara itu, pemilu 2024 merupakan momentum penting untuk menegaskan pentingnya bioekonomi karena keputusan politik dapat mempengaruhi kebijakan dan memperkuat kesadaran akan pentingnya sektor tersebut.
Hal itu dicuatkan dalam sebuah pertemuan di Jakarta baru-baru ini. Dikatakan bahwa LTKL dan KEM terus mengawal berbagai persiapan untuk senantiasa mendukung visi ekonomi lestari melalui hilirisasi komoditas bernilai tambah dari potensi keanekaragaman hayati sebagai bentuk dari pengembangan sektor bioekonomi yang bermanfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
dalam Siaran Pers yang diterima GI dari IDComm (Jumat, 09/01) disebutkan, bahwa menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2019, inovasi berbasis alam berkontribusi hingga 37% pada pengurangan emisi yangdibutuhkan untuk membatasi pemanasan global menjadi 1,5 derajat Celcius.
Selain itu, Laporan World Resources Institute (WRI) 2019 memperkirakan bahwa penyaluran investasi inovasi berbasis alam dan bioekonomi sebesar US$ 1,8 triliun mulai tahun 2020 hingga 2030 berpotensi untuk menghasilkan manfaat bersih sebesar US$ 7,1 triliun.
Dikatakan, bahwa keuntungan dari pelaksanaan bioekonomi selain dapat menjaga lingkungan juga berpotensi mendapatkan keuntungan finansial. Sementara laporan The Bioeconomy of 2030 keluaran OECD menambahkan, nilai pasar bioekonomi global akan mencapai kisaran US$ 2,6 – US 5,8 triliun dalam rentang tahun 2025 – 2030.
Green Ekonomi
Indra Darmawan, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/ BKPM, mengungkapkan komitmen Kementerian Investasi untuk mendukung rangkaian pengembangan portofolio investasi berkelanjutan untuk daerah-daerah yang mempromosikan komoditas berbasis bioekonomi, di mana agenda investasi di sektor tersebut diperkirakan akan menyerap sekitar 45,4 miliar USD.
“Saat ini, sejumlah portofolio investasi lestari prioritas sedang diakselerasi. Salah satunya, adalah Proyek Prioritas Industri Hijau Pengelolaan Kelapa Terintegrasi di Kabupaten Gorontalo yang sudah dalam status ready to offer dengan nilai investasi sebesar Rp 643 miliar,” ujar Darmawan.
Ditambahkannya, pemerintah sudah mendetailkan rencana pengembangan berbasis bioekonomi, yang mencakup industri baru yang bersumber pada inovasi berbasis alam untuk produk-produk biosimilar dan vaksin, protein nabati, pangan biokimia, herbal dan nutrisi.
***Riz***