Dibalik Pesona ‘Jengger Ayam’

Tidak hanya sebagai tanaman hias. Dibalik indahnya, ternyata tersimpan khasiat herbal untuk beragam jenis penyakit.

BEBERAPA petani bunga potong di sentra agribisnis dataran tinggi, Puncak Dua – Bogor, akhir-akhir ini tampak mulai menanam bunga jengger ayam atau jewer kotok. Warna maroon, merah orange dan kuning terlhat begitu kontras  dan indah.

Namun tahukah Anda, bahwa dibalik keindahannya, tanaman tersebut tidak hanya berfungsi sebagai hiasan. Menurut sejumlah sumber di dunia maya, bunga jengger ayam bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat (herbal).

Aneka Warna

Dilansir dari Wikipedia, jengger ayam atau jewer kotok adalah varietas dari celosia argentea. Spesies ini diidentifikasi pada Tahun 1753 oleh Linnaeus, kemudian diidentifikasi ulang sebagai varietas dari Celosia argentea oleh Kuntze pada 1891 menjadi Celosia argentea var. cristata.

Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 60 – 90 cm, berbatang tebal, kuat dan bercabang. Daunnya tunggal, bertangkai dan letaknya berseling. Helaian daunnya berbentuk bulat telur sampai memanjang antara 5 – 12 cm dengan lebar sekitar 3 hingga 7 cm.

Bunganya majemuk berbentuk bulir, tebal berdaging yang bagian atasnya melebar seperti jengger ayam jago. Bentuknya berlipat-lipat atau bercabang berwarna ungu, merah atau kuning.

Sebagai Obat

Situs klikhijau.com menyebutkan, bahwa bunga ini ternyata banyak dimanfaatkan masyarakat di Indonesia untuk pengobatan infeksi saluran kencing.

Dijelaskan lebih jauh, untuk ramuan yang akan diminum gunakan 10 – 15 gram bunga kering yang direbus atau bunga kering yang digiling halus menjadi bubuk atau dibuat pil. Sedangkan untuk pemakaian luar, rebuslah bunga segar. Setelah dingin, barulah digunakan airnya untuk mencuci luka berdarah, wasir berdarah dan gatal-gatal (pruritus).

Dijelaskan pula, bahwa ramuan bunga jengger tersebut ayam berkhasiat, mengobati infeksi saluran kencing, disentri, darah tinggi serta menghentikan pendarahan. bunga jengger ayam mengandung minyak lemak, kaempferitrin, amaranthin, pinitol. Sedangkan pada dedaunnya terdapat saponin, flavonoid dan pelifenol.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia