Menteng & Gandaria; Yang Tersisa Dampak Invasi

Tanpa sadar, serbuan ekonomi pun menjarah hingga ke plasma nutfah. Menteng dan gandaria misalnya, kini nyaris jadi sebatas buah legenda yang tersisa akibat invasi.

DIMANA letak sebuah gengsi, apalagi untuk jenis buah-buahan, kalau bukan hanya sekedar perubahan paradigma semata. Tanpa sadar, dampaknya cukup serius. Mengapa tidak?

Pada kasus buah-buahan misalnya. Sebut saja menteng dan gandaria, yang kini langka. Lalu apa yang kurang dari komoditas tersebut.

Pohon menteng (kiri) dan pohon gandaria (kanan)

“Buah ya buah, masing-masing punya rasa, ciri khas dan manfaat dari kandungan gizinya,” ucap seseorang yang tidak mau disebut namanya, dengan alasan bukan pakar atau tokoh. Memang, ungkapan bijak tersebut tentunya dari siapa saja yang insyaf, bahwa buah lokal pun sebenarnya tidak kalah nikmat dan bergizi dibanding buah impor.

Menteng

Buah asli Indonesia yang satu ini nyaris terlupakan, meski sudah diabadikan sebagai nama sebuah kawasan atau jalan di Jakarta.

Mengutip Wikipedia, menteng, rambai, atau rambe (terutama Baccaurea racemosa (Reinw.) Muell. Arg.; juga B. javanica dan B. dulcis) adalah pohon penghasil buah dengan nama sama yang dapat dimakan. Sekilas buah menteng mirip dengan buah duku namun tangkai buahnya panjang dan disetiap satu tangkai yang melekat ke pohon terdapat banyak buah serta tajuk pohonnya berbeda.

Sebutan “menteng” adalah untuk Jakarta dan Jawa umumnya. Di Sumatera disebut rambai dan ada daerah yang menyebut rambe. Dahulu biasa tumbuh di pekarangan namun sekarang sudah sulit ditemui akibat desakan penduduk dan penanaman tanaman buah lain yang lebih disukai. Tumbuhan ini asli dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Menteng (Baccaurea racemosa) adalah tanaman yang berasal dari Melanesia bagian barat. Pohonnya tumbuh di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Thailand.

Pohon ini dibudidayakan secara luas terutama di pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Semenanjung Malaysia. Tidak hanya menghasilkan buah yang bisa dimakan, terkadang pohon ini juga ditanam sebagai pohon penghias dan peneduh. Pohon menteng bisa tumbuh hingga sepanjang 15 meter.

Sayangnya, karena rasa buahnya yang masam dan sepat, tidak banyak orang yang menyukainya. Alhasil, pembudidayaan pohon menteng pun jadi berkurang. Meski demikian, buah menteng sebenarnya kaya akan nutrisi.

Situs Helosehat.com menjelaskan, Dalam 100 gram penyajiannya, buah menteng mengandung kalsium sebanyak 13 miligram dan zat besi sebanyak 0,8 miligram yang masing-masing memiliki khasiat tersendiri.

Zat besi termasuk mineral penting untuk tubuh. Tubuh memerlukan hemoglobin dalam jumlah cukup agar bisa mengirim oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Bila kadar zat besi rendah, tubuh akan mengalami anemia dan gangguan fungsi tubuh lainnya.

Sementara itu, kandungan kalsium dalam buah menteng berfungsi menjaga kesehatan tulang, membantu pembekuan darah, kontraksi otot, serta membantu jantung berdetak.

Jumlah kandungan kedua zat ini mungkin tidak terlalu banyak, tapi buah menteng bisa menjadi sumber tambahan selain susu dan makanan tinggi zat besi untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

Gandaria

Tumbuhan gandaria atau yang memiliki nama ilmiah Bouea macrophylla merupakan tanaman buah tropis yang penyebarannya sangat jarang dijumpai di Indonesia. Gandaria merupakan salah satu pohon yang mendominasi di hutan daerah tangkapan air, sangat bermanfaat untuk menyimpan air dan melindungi daerah sekitar tangkapan air dari bahaya banjir dan erosi.

Secara fisik, buah gandaria memiliki bentuk seperti mangga. Buah gandaria juga memiliki rasa kecut dan manis yang membuatnya cocok untuk dijadikan bahan campuran es buah, atau untuk dimakan langsung.

Jika dilihat dari sisi taksonomi, buah gandaria termasuk divisi Spermatophyta, kelas dicotyledonae dalam suku Anacardiaceae. Ini berarti, buah gandaria masih berkerabat dekat dengan jambu mete, mangga, bacang dan lain-lain. Batang gandaria berbentuk pohon yang tingginya mencapai 27 meter dengan kulit kayu yang retak-retak, berwarna cokelat muda, dan sering kali memiliki ranting yang menggantung.

Mengutip Indonesian Ministry of Health Data, Indonesian Food Composition Table (IFCT, TKPI), dalam 100 gram buah gandaria, terdapat beberapa nutrisi seperti kalori (68 Kal), karbohidrat (18,0 gram), lemak (0,1 gram), beta karoten (329 mikrogram), kalsium (9 miligram), serat pangan (2,2 gram) dan beberapa zat gizi lainnya.

Selain tinggi antioksidan konon buah ini berkhasiat mengatasi penyakit seperti rasa lelah kronis, asma, hingga masalah ketidaksuburan pada pria.

***Riz***

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *