Jenis tumbuhan ini termasuk langka. Untunglah, di beberapa lokasi tumbuhan ini masih dapat dijumpai, dan selanjutnya dilakukan permudaan di Karanganyar – Jawa Tengah.
KELOMPOK kayu Dipterokarpa selama ini terkenal dihasilkan dari luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera. Namun demikian di Jawa juga dijumpai jenis kayu tersebut.
Ashton (1982) dalam Wardani 2006 menyebutkan bahwa suku Dipterocarpaceae di Indonesia tercatat ada 253 jenis, terdiri dari 9 marga. Dari jumlah tersebut di Pulau Jawa terdapat 10 jenis, salah-satunya adalah D. retusus Bl.
Jenis tumbuhan ini termasuk langka. Untunglah, di beberapa lokasi tumbuhan ini masih dapat dijumpai, walaupun dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
Beberapa lokasi keberadaan D.retusus atau ‘Plalar gunung’ diantaranya adalah CA Pringamba II, Kabupaten Banjarnegara. Lokasi ini merupakan wilayah kerja BKSDA Jawa Tengah. Di lokasi ini tumbuhan itu ditemukan pada ketinggian 805 mdpl, mengelompok pada satu titik berasosiasi dengan pandan, pohon kedawung dan kedoya.
Lokasi penemuan berikutnya ialah di HL Gunung Cakra Buana, yang terletak di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Barat (Sumedang, Majalengka dan Tasikmalaya). Pengelolaan kawasan lindung tersebut dilakukan oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.
Di sini pencarian buah dan semai dilakukan dengan menyisir di bawah tegakan yang diantaranya tercatat sebanyak 6 (enam) pohon. Dari hasil penyisiran pada lokasi tersebut tidak dijumpai buah segar. Beberapa buah sudah berkecambah hingga semai dan diperoleh sebanyak 108 semai.
Lokasi penemuan D retusus berikutnya adalah di Hutan Lindung (HL) Capar, berada pada wilayah Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat dan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Salem.
Di lokasi tersebut pun dilakukan pengambilan semai, dan akhirnya diperoleh 109 anakan. Dari eksplorasi benih/semai di berbagai tempat tersebut, kemudian dilakukan permudaan Dipterocarpus retusus. Penanaman terhadap permudaan Dipterocarpus retusus hasil eksplorasi dilakukan di lahan hutan negara yang dikelola/diampu oleh Balai Taman Hutan Raya (TaHuRa) KGPAA 1 Mangkunagoro, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.
Sebelum ditanam, permudaan tersebut diaklimatisasi terlebih dahulu, agar ketika ditanam merespon lokasi tumbuh kembangnya yang baru secara baik.
Heru Dwi Riyanto, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Organisasi Riset: Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (heru026@brin.go.id)