Ini trik menyimpan bahan rempah agar mudah dan praktis dalam pemanfaatannya sehari-hari.
NUSANTARA (Indonesia) sejak dahulu dikenal sebagai penghasil rempah-rempah dunia. Kenyataan itu menarik minat bangsa-bangsa Eropa untuk datang, seperti dari Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Mereka terpikat rempah nusantara, dan akhirnya bahkan ada yang mmenjajah Indonesia.
Ada sekitar 275 jenis tumbuhan rempah di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Tumbuhan rempah diantaranya: lada (Piper nigrum), kayu manis (Cinnamomum burmanni), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), cengkeh (Syzygium aromaticum), cabe merah (Capsicum annum), dan pandan wangi (Pandanus amaryllifolius).
Bahan rempah berasal dari bagian tumbuhan, termasuk daun, misalnya; daun salam (Syzygium polyanthum), buah/biji (misal lada), kulit kayu (misal kayu manis), rimpang (misal jahe, kunyit), dan bunga (seperti cengkeh).
Tumbuhan rempah sering juga berfungsi sebagai tumbuhan obat. Jahe misalnya, selain sebagai rempah juga untuk bahan obat.
Bahan rempah biasanya mengandung minyak atsiri juga antioksidan. Sebut saja cengkeh misalnya, mempunyai khasiat antiiritasi, karminatif. Karminatif adalah untuk mencegah perut kembung. Begitu pula pada jahe, ketumbar, adas, pala, semua mempunyai khasiat karminatif.
Rempah Berkhasiat Obat
Jahe: rimpangnya yang pedas biasanya dipakai untuk bumbu dapur. Namun rempah yang satu ini banyak digunakan sebagai obat-obatan dan bahan minuman. Minyaknya digunakan untuk penyedap rasa permen, saos, serta dalam industri parfum.
Pemanfaatan secara langsung, yakni jahe mentah, biasanya diparut lalu ditempelkan di tempat yang sakit. Cara seperti ini dapat mengatasi sakit reumatik dan bengkak-bengkak. Rimpang yang rasanya panas berkhasiat dapat pula digunakan sebagai obat pencahar (laxative), penguat lambung (stomachic), sakit encok (rheumatism), bengek dan rasa nyeri. Jahe juga mempunyai khasiat karminatif, ekspektoran, tonik dan aprodisiak.
Kunyit: rempah berbentuk rimpang ini berkhasiat sebagai tonikum, obat pencahar, obat gangguan pencernaan, penguat lambung, pelembut kulit, serta pengatur haid dan pembersih darah sesudah haid.
Kunyit mengandung minyak atsiri phellandrene, sabinene, cineol, borneol, zingiberene, curumene, turmeron, camphene, camphor, sesquiterpene, caprilid acid, methoxinnamic acid, tholymethy, dan carbinol. Lunyit juga mengandung alkaloid curcumin.
Pala: minyak dari bijinya berkhasiat sebagai obat pelega perut. Bijinya mengandung polifenol dan saponin.
Lada: sebagai obat perut kembung, obat tekanan darah tinggi, obat sesak nafas dan peluruh keringat. Selain mengandung minyak atsiri, lada juga saponin dan flavonoid.
Bunga cengkeh: berkhasiat sebagai pelega perut, obat batuk dan sakit gigi berlobang.
Buah adas: berkhasiat sebagai obat batuk, obat perut kembung, obat sariawan dan obat haid tidak teratur.
Cara Penyimpanan
Dalam kehidupan sehari-hari, rempah dibutuhkan untuk membuat masakan lebih lengkap dan enak serta murah. Beberapa jenis rempah yang umum digunakan sebagai bumbu masak ialah lada, cengkeh, daun salam, ketumbar (Coriandrum sativum), cabe merah (Capsicum annum), serta pandan wangi (Pandanus amaryllifolius).
Beragam jenis rempah bisa didapatkan dengan belanja dari pasar atau warung-warung. Namun dengan kondisi seperti sekarang ini, dimana cuaca yang tidak menentu, terkadang orang tidak sempat belanja ke pasar.
Lalu bagaimana solusinya? Tentu dengan mencukupi persediaan bahan rempah di rumah.
Seperti diketahui, bahan rempah ada yang dapat di simpan lama diantaranya lada, ketumbar, pala, cengkeh, kayu manis, adas (Foeniculum vulgare).
Ada pula rempah yang tidak bisa disimpan lama. Untuk memudahkan, beberapa jenis rempah bisa ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Sementara lada bisa disimpan dengan mudah, baik dalam bentuk biji maupun bubuknya. Khusus daun salam (Syzygium polyanthum) dan asam kandis (Garcinia parvifolia) dapat disimpan lama setelah proses penjemuran di bawah sinar matahari.
Sementara daun bekai (Albertsia papuana) di Kalimantan Utara, cabe merah dan lain sebagainya, agar dapat disimpan lama, bisa dengan cara dikeringkan lalu di tumbuk sampai halus.
SITI SUSIARTI, Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi – BRIN
***Riz***