“Memang, jumlah (luasan–red) kebun jahe yang masih utuh lebih banyak ketimbang yang tersapu longsor musim hujan kemarin,” jelas Nden Supendi, petani jahe Kampung Arca kepada GI.

HAMPARAN kebun jahe sejauh mata memandang, pada punggung tebing hingga lembah di Arca Sukawangi – Puncak Dua Bogor. Melihatnya, saat usia empat bulan lebih setelah tanam, hati tergetar. “Semoga saja aman, gak kena longsor lagi,” lirih seorang petani beberapa waktu lalu.
Saat cuaca hujan ekstrim beberapa waktu lalu, yang menyebabkan Jakarta dan Bekasi terendam banjir, sejumlah spot pertanaman jahe di Puncak Dua terkena longsor. Beberapa petani mangalami musibah, ada yang sedikit bahkan ada yang total pertanamannya habis tersapu longsor
Padahal, komoditas rempah yang memerlukan waktu lumayan lama tersebut merupakan harapan bagi petani Puncak Dua, khususnya Kampung Arca, untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Saat ini di pasar bandar (tingkat desa) harga beli jahe berkisar Rp 30.000,- per kilogram.
Gantungkan Harapan
Setelah musim hujan usai, kini petani di sentra produksi jahe Puncak Dua (Sukawangi) kembali menaruh harapan pada kebun (tanaman) yang tersisa.

“Memang, jumlah (luasan–red) kebun jahe yang masih utuh lebih banyak ketimbang yang tersapu longsor musim hujan kemarin,” jelas Nden Supendi, petani jahe Kampung Arca kepada GI beberapa waktu lalu.
***Riz***
No comment