Pelajaran Berharga Di Belantara Bukit Barisan

INILAH prestasi dan terobosan yang pantas diacungi jempol. Sebuah kiprah yang tentunya bisa dijadikan pelajaran berharga pada berbagai kawasan hutan di republik ini.  Dan ‘potret’ keteladanan itu disajikan dalam sebuah buku yang telah di-review redaksi GI berikut ini.

Seperti diketahui, Perhutanan Sosial (PS) adalah sebuah pendekatan pengelolaan hutan yang memberi hak kelola hutan kepada masyarakat lokal untuk mengelola, memanfaatkan, dan melindungi sumber daya hutan dengan tujuan untuk mencapai konservasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Di KPH Bukit Barisan masyarakat lokal didorong untuk mengembangkan tanaman hortikultura, tanaman obat, dan tanaman produktif lainnya yang dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Mulai dari ekowisata, pengembangan produk hutan, hingga yang trend saat ini; Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Upaya restorasi hutan dan pengelolaan hutan berkelanjutan di KPH Bukit Barisan telah berhasil menyerap sekitar 120.000 ton CO2 per tahun. Ini adalah kontribusi penting dalam upaya Indonesia untuk memenuhi target pengurangan emisi dalam NDC.

Pelajaran dari KPH Bukit Barisan

Dari studi kasus KPH Bukit Barisan, kita dapat menarik beberapa pelajaran berharga yang dapat diterapkan di lokasi lain di Indonesia. Terbukti bahwa Perhutanan Sosial tak kalah menarik  sebagai Model Mitigasi Perubahan Iklim

KPH Bukit Barisan menunjukkan kepada kita bahwa perhutanan sosial adalah alat yang efektif untuk mitigasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Dengan mempelajari dan menerapkan strategi-strategi yang sukses di KPH Bukit Barisan, kita dapat membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk seluruh Indonesia.

Resensi Buku: Kontribusi Perhutanan Sosial Terhadap Pencapaian NDC Indonesia: Studi Kasus KPH Bukit Barisan

Judul: Kontribusi Perhutanan Sosial Terhadap Pencapaian NDC Indonesia: Studi Kasus KPH Bukit Barisan. Penerbit: Yayasan Madani Berkelanjutan. Tim Penulis: Rizaldi Boer, Adi Rakhman, Muhammad Ridwan, Anter Parulian Situmorang. Edisi: Cetakan Pertama. Tanggal Terbit: Desember 2019. ISBN: 9786239374204

BUKU berjudul ‘Kontribusi Perhutanan Sosial Terhadap Pencapaian NDC Indonesia: Studi Kasus KPH Bukit Barisan, yang diterbitkan oleh Yayasan Madani Berkelanjutan pada Desember 2019, menawarkan sebuah kajian mendalam mengenai peran penting perhutanan sosial dalam mendukung pencapaian target Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia.

Inilah hasil karya tim penulis yang terdiri dari Rizaldi Boer, Adi Rakhman, Muhammad Ridwan, dan Anter Parulian Situmorang.

Buku ini menggabungkan teori, kebijakan, dan praktik lapangan untuk memberikan wawasan menyeluruh tentang kontribusi perhutanan sosial dalam mitigasi perubahan iklim dan pemberdayaan masyarakat.

Melalui berbagai inisiatif seperti restorasi hutan, perlindungan keanekaragaman hayati, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, perhutanan sosial berkontribusi pada penyerapan karbon dan pengendalian erosi. Sementara itu, pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung pembangunan ekonomi lokal.

Buku ini kemudian menjelaskan konteks NDC Indonesia, yang merupakan bagian dari komitmen global dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. NDC Indonesia menetapkan target pengurangan emisi sebesar 29% pada tahun 2030 secara unilateral, dan 41% dengan dukungan internasional. Sektor kehutanan memainkan peran penting dalam pencapaian target ini melalui penyerapan karbon dan pengurangan emisi.

Fokus utama buku ini adalah pada Kawasan Pengelolaan Hutan (KPH) Bukit Barisan, yang terletak di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. KPH Bukit Barisan dikenal dengan keanekaragaman hayatinya yang sangat tinggi dan peranannya sebagai ekosistem vital di kawasan Sumatera.

Buku ini menguraikan berbagai zona fungsional di KPH Bukit Barisan, termasuk hutan lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi, serta peranannya dalam menyediakan layanan ekosistem, menjaga keseimbangan alam, dan mendukung kehidupan masyarakat lokal.

Dalam buku ini, berbagai strategi perhutanan sosial yang diterapkan di KPH Bukit Barisan diuraikan secara rinci. Salah satu strategi utama adalah pemberian hak kelola hutan kepada masyarakat lokal melalui program-program seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD).

Selain itu, pengembangan ekonomi berbasis hutan menjadi fokus penting dalam buku ini. Di KPH Bukit Barisan, berbagai inisiatif seperti budidaya tanaman non-kayu, pengembangan ekowisata, dan pembentukan koperasi masyarakat telah dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomi lokal. Budidaya tanaman hortikultura, tanaman obat, dan produk hutan lainnya memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat, sementara ekowisata tidak hanya mendatangkan pendapatan tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang konservasi lingkungan.

Pembentukan koperasi masyarakat juga memainkan peran penting dalam pengelolaan hasil hutan dan pengembangan produk hutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat kelompok-kelompok lokal.

Buku ini juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam perhutanan sosial. Program-program edukasi di KPH Bukit Barisan mencakup pelatihan pengelolaan hutan berkelanjutan dan edukasi lingkungan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan konservasi.

Dalam hal dampak, buku ini menyajikan data yang menunjukkan hasil positif dari perhutanan sosial di KPH Bukit Barisan. Upaya restorasi hutan dan pengelolaan berkelanjutan di kawasan ini telah berhasil menyerap sekitar 120.000 ton CO2 per tahun, memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi nasional.

Perlindungan keanekaragaman hayati juga berhasil menjaga habitat bagi spesies langka seperti harimau Sumatera dan orangutan Sumatera. Selain itu, program-program ekonomi lokal telah meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan memperbaiki kualitas hidup. Kesadaran dan partisipasi masyarakat juga meningkat, dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam konservasi hutan.

Buku ini menyimpulkan beberapa pelajaran berharga dari studi kasus KPH Bukit Barisan yang dapat diterapkan sebagai standar kontribusi perhutanan sosial terhadap pencapaian NDC Indonesia, buku ini menawarkan panduan yang komprehensif dan berbasis bukti yang dapat dijadikan referensi untuk kebijakan dan strategi oleh Kementerian KLHK.

Kelebihan dan Kekurangan

Oleh tim penulisnya, buku ini disajikan secara menarik. Ada sekelumit kisah yang enak dibaca. Namun di sisi lain, seperti halnya karya ilmiah lain, buku ini lengkap dengan pembahasan dan analisis yang cukup mendalam. Seperti diketahui, deretan penulis yang menjadi tim pembuatan buku ini adalah para pakar di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Sedangkan kekurangannya; tampaknya buku ini diterbitkan secara terbatas. Sehingga bagi peminat sepertinya sulit untuk mendapatkannya. ***

Redaksi Green Indonesia