Menapaki Kota Bogor ke arah Barat, dimana ratusan jenis tumbuhan begitu hijau lestari. Tiga jenis rusa pun berkembang-biak pada kandang penangkaran di tengah rimba (Hutan Dramaga) tersebut.
JIKA rusa di tengah kota (Istana Bogor) jumlahnya bejibun dan lepas berkeliaran, maka di salah-satu pojok wilayah –yang dulu bernama lain ‘Buitenzorg’– itu tiga jenis rusa dikandangkan. Jumlahnya pun cuma puluhan.
Ketiga jenis rusa itu adalah Timorensis, Bawean dan Sambar. Rusa-rusa tersebut ditangkarkan di tengah rimbunnya ratusan jenis pohon yang rimbun dan tegar; Hutan Dramaga.
Orang-orang lebih mengenal lokasi itu dengan sebutan ‘Hutan CIFOR’, meski sebenarnya kawasan belantara seluas 60 hektar itu adalah hutan penelitian dibawah pengelolaan Badan Standar Instrumen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), atau sebelumnya merupakan Hutan Penelitian Dramaga – Badan Litbang KLHK.
Kaya Bahan Herbal
Dulu, menurut salah-seorang Pengelola Lapangan di Hutan Dramaga, Winata, pada awalnya kandang-kandang itu diisi 17 ekor rusa yang didatangkan dari beberapa daerah. Dari total jumlah tersebut 10 ekor diantaranya adalah rusa Timorensis, 3 ekor rusa Bawean dan 4 ekor rusa Sambar.
Rusa-usa tersebut ditangkarkan dan terus berkembang jumlahnya hingga ratusan ekor.”Namun sesuai fungsi (pelestarian) maka yang tinggal sekarang hanya 38 ekor. Selebihnya sudah dikirim ke sejumlah daerah atau lembaga yang membutuhkan,” tutur Winata.
Petugas Lapangan Hutan Dramaga itu pun menjelaskan bahwa, penangkaran rusa hanyalah salah-satu kegiatan di lokasi tersebut. Sesuai namanya, kawasan ini sering digunakan sebagai tempat penelitian mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. “Jenis pohon di sini cukup banyak. Untuk yang besar dan tinggi lebih dari 130 jenis, sedangkan tumbuhan jenis perdu jumlahnya juga ratusan. Ada pula berbagai jenis jamur,” ungkap Winata.
Ditambahkannya, bahwa ratusan tanaman berkhasiat obat (herbal) terdapat di Hutan Dramaga itu, baik dari pohon maupun perdu dan berbagai jenis jamur.
***Riz***
No comment