Oleh: Indriani Ekasari*)
Ternyata limbah biji-biji buah jika dikelola dengan baik akan menjadi produk sampingan yang bermanfaat secara ekonomi maupun lingkungan.
INDONESIA merupakan negara beriklim tropis yang menjadi habitat bagi berbagai macam tanaman buah. Masyarakat Indonesia sudah seharusnya bersyukur karena sepanjang tahun dapat menikmati berbagai macam buah dalam berbagai ukuran, berbagai macam warna hingga beragam harga yang ditawarkan.
Banyak tanaman buah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia berasal dari perkebunan berskala industri maupun sekedar tanaman yang ditanam di pekarangan rumah. Berbagai macam produk dari buah-buahan juga dapat dinikmati dalam keadaan segar sebagai buah potong maupun sebagai produk olahan seperti sirup, dodol maupun manisan.
Masyarakat Indonesia pun sudah memahami jika mengkonsumsi buah-buahan dapat meningkatkan imunitas, pertumbuhan pada masa balita, pemulihan pasca sakit hingga sebagai terapi pengobatan.
Tetapi tahukah Anda, jika semakin meningkatnya produksi komoditas pangan seperti buah-buahan dalam skala besar dan secara terus-menerus mengakibatkan menumpuknya limbah sisa makanan. Lalu kemanakah seharusnya limbah buah-buahan tersebut diolah agar kembali bermanfaat?
Tahu pulakah Anda jika limbah buah-buahan berupa biji-biji buah juga memiliki manfaat bagi kehidupan manusia?
Potensi Limbah Biji
Ternyata limbah biji-biji buah jika dikelola dengan baik akan menjadi produk sampingan yang bermanfaat secara ekonomi maupun lingkungan.
Kajian mengenai kandungan biji-biji dari berbagai macam buah di sekitar kita dapat bermanfaat bagi kehidupan, tetapi masih seringkali kita kesampingkan atau dianggap sebagai limbah makanan. Tanaman buah Alpukat (Persea americana Mill) misalnya, merupakan tanaman asli dari Amerika selatan dan Meksiko yang penyebarannya mulai dari Peru, Republik Dominika, Brazil, Indonesia, New Zealand dan Afrika Selatan.
Tanaman ini memiliki sekitar 13%-17% biji dari keseluruhan besaran buah Alpukat. Alpukat banyak ditanam di pekarangan rumah di Indonesia ini ternyata memiliki biji yang kaya akan polisakarida, protein, lipid, vitamin, mineral, dan zat bioaktif lainnya.
Ekstrak biji Alpukat juga memiliki banyak sifat bioaktif yang berhubungan dengan kesehatan, seperti efek anti-hiperglikemik, antikanker, anti-hiperkolesterolemia, antioksidan, anti-inflamasi, dan anti-neurogeneratif. Namun diperlukan lebih banyak uji klinis dan penelitian pengembangan produk untuk membuktikan efektivitas biji Alpukat.
Durian (Durio zibethinus L.) merupakan salah satu buah musiman paling populer di Indonesia. Namun demikian, daging buah Durian yang dapat dikonsumsi hanya sepertiga dari keseluruhan bagian buah Durian. Sedangkan biji dan kulitnya akan dibuang sebagai limbah makanan.
Limbah biji Durian ini sebenarnya mempunyai potensi nilai tambah yaitu berupa getah biji yang dapat digunakan sebagai pengganti kuning telur bahan pembuat mayones. Getah biji Durian ini merupakan produk berbahan dasar emulsi mayones sehingga aman dikonsumsi oleh kaum vegetarian (vegan mayones).
Aplikasi getah biji Durian pada produk mayones menghasilkan emulsi yang cukup stabil, tekstur yang baik, dan ukuran globula lemak yang tidak terlalu besar.
Berdasarkan hasil pengujian dan penilaian, dipilih vegan mayones yang terbaik adalah dengan penambahan konsentrasi getah biji durian sebanyak 4% sehingga produk mayones akan mempunyai aroma dan intensitas rasa asam yang pas di lidah dan berwarna coklat.
Biji buah Delima (Punica granatum L.) baik dalam skala industri maupun rumah tangga selama ini dianggap sebagai hasil samping pengolahan sari buah delima, seperti sirup. Biji Delima jika dikaji lebih lanjut ternyata kaya akan asam lemak tak jenuh ganda, bahkan sebagian besar asam linolenat dan asam linoleate. Selain itu pula biji ini mengandung senyawa estrogenik seperti estron dan estradiol, yang secara kimiawi identik dengan yang disintesis dalam tubuh manusia.
Lebih jauh diungkapkan bahwa biji Delima menunjukkan potensi untuk beberapa aplikasi terapeutik, termasuk bioaktivitas antidiare dan antioksidan, perlindungan cedera hati dan ginjal, perbaikan defisit memori, pengobatan keropos tulang yang disebabkan oleh glukokortikoid dan hiperkalsiuria, dan penghambatan eicosanoid dan photoaging kulit. Jumlah biji Delima dalam skala kecil dapat digunakan untuk produksi minyak biji yang digunakan dalam berbagai produk kesehatan.
Biji buah lainnya yang memiliki potensi bagi kehidupan yang akan datang adalah biji dari buah Sirsak (Annona muricata). Seperti biji-bijian yang merupakan produk sampingan pangan telah diidentifikasi sebagai sumber protein untuk konsumsi hewan atau manusia tergantung pada komposisinya.
Sirsak merupakan salah satu buah tropis yang menarik perhatian karena rasa dan kandungan nutrisinya. Namun demikian, sekitar 30% dari buah utuh yang terdiri dari kulit dan biji biasanya dibuang karena tidak bisa dimakan.
Studi sebelumnya menilik lebih jauh sebenarnya biji Sirsak jika dikombinasikan dengan bahan tertentu melalui proses biorefinery dapat menghasilkan minyak dengan kandungan tinggi yaitu sekitar 18,3–37,7% yang berpotensi dalam industri makanan, pakan, dan farmasi.
Sementara biji Semangka dari dua kultivar semangka yaitu: allsweet dan princess disinyalir berpotensi sebagai sumber potensi antioksidan alami dan agen antikanker yang ramah lingkungan.
Lalu biji Kelengkeng (Dimocarpus longan Lour.) pada kondisi optimal mampu diproduksi menjadi anggur lengkeng dengan aktivitas antioksidan tinggi setelah mengalami suhu fermentasi 30ºC. Studi mengenai hal ini menemukan bahwa produk dari biji Kelengkeng ini dapat meningkatkan aktivitas antioksidan secara signifikan.
*)Peneliti Kelompok Riset Konservasi Benih, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan – Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jalan Juanda No 10, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat