Hindari Makanan Pabrik, Back to Nature..!

GI merangkumkan berbagai info untuk pembaca. Sadarilah bahwa makanan modern (pabrikan –red) beresiko bagi kesehatan.

MAKANAN serba pabrikan kian mendominasi. Bahkan dari waktu ke waktu semakin merajalela dan kian digandrungi generasi baru. Instant alias cepat dan praktis mewarnai gaya hidup (life style) sampai ke desa-desa.

Tapi sadarkah, bahwa dibalik serba praktis dan gencarnya promosi aneka makanan olahan pabrik itu, ada resiko kesehatan yang mengintai. Selain bahan pengawet dan penguat rasa, komposisi gizi  makanan pabrikan itu tentu berbeda dengan kuliner segar yang diolah Sang Ibu di dapur rumah tangga.

GI merangkumkan berbagai info untuk pembaca. Melansir dari berbagai mediamassa, diketahui bahwa makanan modern dalam kemasan (pabrikan –red) memiliki resiko bagi kesehatan dan pertumbuhan generasi.

Tak dapat disangkal, bahwa makanan yang umumnya dalam kemasan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Meski begitu, perlu diketahui bahaya dari makanan tersebut. Situs hellosehat.com mengisyaratkan bahaya mengkonsumsi bahan pangan tersebut.

Mengkutip dari Harvard School of Public Health, golongan makanan ini telah melewati serangkaian proses dengan penambahan garam, gula, dan lemak serta zat aditif atau bahan tambahan pangan. Tahapan produksi ini membuat kandungan nutrisi dalam makanan berkurang.

Dikatakan bahwa produsen biasanya akan menambahkan serat, vitamin, dan mineral sintetis dalam proses yang disebut fortifikasi. Namun, jenis makanan ini tetap saja tidak mampu menggantikan kebaikan zat gizi alami dari makanan segar atau olahan minimal.

Makanan ringan misalnya, umumnya memiliki cita rasa yang lezat. Jenis makanan ini juga dirancang secara khusus dalam kemasan kecil agar konsumen tertarik membeli lebih banyak. Akibatnya, bahaya konsumsi makanan ringan berlebihan salah satunya menyebabkan obesitas, diabetes, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian.

Sementara situs klikdokter.com menyebutkan bahwa makanan pabrik dalam kemasan bisa menimbulkan resiko tumor. Lonjakan glukosa pada makanan kemasan bisa menyebabkan tingginya jumlah insulin serta memicu pertumbuhan sel-sel lemak, meningkatkan replikasi sel dan pertumbuhan tumor.

Makanan yang dipanggang biasanya kaya akan senyawa akrilamida, yang dipercaya bisa menjadi faktor pencetus kanker atau karsinogenik. Dalam beberapa penelitian disebut juga bahwa akrilamida berpengaruh terhadap ekspresi genetik penyebab kanker dan menaikkan risiko penuaan dini.

Menaruh makanan di dalam plastik atau kemasan, serta menambahkan bahan kimia tentu akan memengaruhi kualitas makanan tersebut. Jika kemasan yang digunakan tidak sesuai dengan food grade maka akan berbahaya untuk kesehatan.

Pangan Segar

Sementara makanan segar biasanya tidak menggunakan bungkus atau plastik saat dijual dan tentu tidak ada bahan kimia seperti pengawet atau pewarna. Nutrisinya pun lebih banyak. Vitamin dan mineral yang terkandung di makan segar tidak terpengaruh dengan teknologi pengawetan makanan sehingga lebih terjaga dalam hal kuantitas jumlah nutrisi yang ada.

Yang tak kalah pentingnya lagi, makanan segar kaya enzim. Oleh karena itu, makanan segar lebih baik untuk sistem pencernaan tubuh.

***Riz***


No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *