Perbedaan makanan di setiap negara juga dipengaruhi oleh susunan genetik manusia dari waktu ke waktu.
KONSUMSILAH bahan pangan lokal, karena Sang Pencipta, dan alam, telah menyediakan makanan di tempat (lokasi) masing-masing. Kenyataan itu tentu ada hikmahnya.
Seperti diketahui, dan banyak dipublikasikan melalui media massa, bahwa makanan yang dikonsumsi tersusun atas molekul kimia yang mampu menginduksi ekspresi gen. Komposisi kebutuhan gizi berbasis profil genotip akan memberian pengetahuan tentang jenis-jenis pangan apa saja yang sesuai untuk dikonsumsi.
Begitu juga soal rasa, dipengaruhi reseptor lidah manusia yang bergantung pada variasi DNA. Terkait hal itu, seperti dilansir dari health.kompas.com, maka perbedaan makanan di setiap negara juga dipengaruhi oleh susunan genetik manusia dari waktu ke waktu. Contohnya susu bukanlah makanan utama orang Asia, sehingga tingkat intoleransi laktosanya cenderung lebih tinggi dibanding penduduk negara lainnya.
Disamping itu, selera makan manusia ternyata dipengaruhi oleh budaya serta jenis makanan yang sudah dikonsumsinya sejak masih di dalam kandungan. Dalam hal ini, orang Asia dan Eropa tentu berbeda budaya konsumsinya sejak berabad-abad silam.
Kenyataan tersebut, menurut ahli di beberapa sumber, telah membentuk gen yang khas antar manusia terkait kesesuaian pangan. Kajian nutrigenomik juga memberitahu makanan apa yang dibutuhkan dan makanan apa yang harus dihindari.
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor genetik dengan nutrisi yang memiliki komposisi spesifik dan yang mampu menginduksi ekspresi gen dalam tubuh. Dengan ilmu ini, tentunya dapat menyadarkan; sebaiknya (utamakan) mengkonsumsi sayur atau buah lokal.
Sejumlah publikasi menyebutkan, bahwa buah impor telah menurun kualitasnya diakibatkan berbagai faktor. Selain masa pengangkutan yang lama telah menurunkan kandungan gizi, umumnya buah impor mendapat perlakuan pengawetan (termasuk suhu dingin) supaya utuh sampai ke negara tujuan.
Yang tak kalah penting lagi ialah; buah lokal (tropika) sangat banyak ragamnya (menteng, guava, mangga, dll) dibanding buah impor yang itu-itu saja (apel, anggur). Pakar gizi dan kesehatan telah menjelaskan, bahwa variasi makanan (buah dan sayur) sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
***Riz***