Sebelum Munas alumni, diharapkan Civitas Akademika IPB sudah mengetahui visi lingkungan Balon Ketum dan Sekjend. Sehingga tidak seperti membeli ‘mentimun bungkuk’.
BANJIR, pencemaran udara, energi terbarukan atau masalah pelestarian hutan dan lain sebagainya, berseliweran dalam forum dialog Rabu malam (15/11). Pesertanya yang mencapai 1000-an orang, tersebar di seluruh Indonesia. Mereka adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang mencari bakal calon ketua alumni yang baru.
Diskusi itu digelar secara online. Para bakal calon (Balon) ketua pun menyampaikan visi-misi dari masing-masing daerah atau tempat tinggalnya. Tema Webinar ini adalah Debat Balon Ketum dan Sekjen DPP HA IPB mengenai Permasalahan dan Alternatif Solusi Masalah Lingkungan di Bogor dan Indonesia.
Seperti dijelaskan panitia, kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya ialah agar alumni dan Civitas Akademika IPB mengetahui visi lingkungan Balon Ketum dan Sekjen yang nantinya akan ditetapkan di Munas DPP HA IPB. Disamping itu, acara ini merupakan ajang adu argumentasi yang logis mengenai permasalahan dan metode pemecahan masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat Bogor dan Indonesia.
“Sebelum Munas alumni, diharapkan Civitas Akademika IPB sudah mengetahui visi lingkungan Balon Ketum dan Sekjend. Sehingga tidak seperti membeli ‘mentimun bungkuk’,” jelas panitia.
Lebih jauh dikatakan, bahwa satu hal yang membedakan alumni IPB dari yang lain adalah pengetahuan dan mencintai lingkungan dari hati. Apalagi Balon Ketum dan Sekjend DPP HA IPB tentu memiliki wawasan yang luas mengenai isu lingkungan, permasalahan dan berbagai teori pemecahan masalah lingkungan yang dihadapi bangsa.
Sejumlah nama yang bakal dijagokan dalam bursa pemilihan Ketua DPP HA-IPB itu diantaranya; Atep N. Subandar, Audy Joinaldy, Tri Mumpuni dan Walneg S. Jas. Sedangkan pasangannya yang terdiri dari Dadang Romansah Dudi Fitri Susandi, Bayu Asih Yulianto, serta Sukma Kamajaya merupakan bakal calon Sekretaris Jenderal DPP HA-IPB.
Ikut memberi sambutan pada acara itu Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, Direktur SEAMEO BIOTROP, Dr. Zulhamsyah Imran, Ketua DPP HA-IPB, R. Fathan Kamil, dan Ketua Panitia Muhammad Ridwan.
Isu Perubahan Iklim
Seperti dimaklumi, sekarang Indonesia sedang menghadapi persoalan lingkungan yang kompleks. Mulai dari permasalahan banjir, kebakaran hutan, deforestasi, sampah di darat sampai laut, dan tidak ketinggalan isu perubahan iklim yang sudah dirasakan semua orang.
Menanggapi hal ini para Balon (bakal calon) menyampaikan visi yang cukup brilian. Menurut Atep, perlu upaya HA-IPB mendorong kerjasama dengan BMKG untuk menentukan pola budidaya pertanian sesuai dengan saran perkembangan cuaca dari BMKG. Sedangkan Dadang Romansah menilai perlunya peningkatan kegiatan pemberdayaan petani di berbagai daerah.
Tokoh mikro hidro Tri Mumpuni, menyarankan perlunya kurikulum pendidikan tentang lingkungan mulai dari tingkat SD. Balon Ketum HA-IPB ini menyatakan prihatin dengan masih kurangnya kepedulian lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan sampah di berbagai daerah. Mumpuni juga menginspirasi program global oasis sebagai salah-satu jawaban dari ancaman global warming.
Sementara Audi Joinaldy yang juga Wagub Sumatera Barat, lebih menekankan berbagai program mitigasi pada sisi kebijakan pemerintah dari pusat sampai daerah. “Budgetting dari pemerintah menjadi hal yang tak kalah penting untuk keberhasilan progam lingkungan,” ungkapnya.
***Riz***
No comment