Dengan Green Inovasi; 9 Kabupaten Siap Tembus Pasar Global

Beberapa daerah mulai mempersiapkan diri;  menghadapi pasar global sambil melalukan inovasi berbasis alam untuk mencapai ekonomi hijau dan lestari.

SEMBILAN kabupaten anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dari enam provinsi memposisikan diri sebagai jembatan transisi pembangunan berkelanjutan melalui inovasi berbasis alam bagi komoditas strategis. Demikian Siaran Pers yang dikirim ID.Com ke Redaksi GI (Rabu siang, 22/11).

Model ini bergerak; dari perkebunan monokultur (seperti kelapa sawit) menuju ke berbagai
komoditas berbasis alam (seperti kopi, kakao, kelapa, bambu).

Begitu juga  produk turunan agroforestri – yang berdampak pada terjaganya hutan dan gambut. Diantaranya seperti atsiri nilam, vanila, tengkawang, lada, albumin ikan gabus danau gambut, gambir, dan komoditas asli hutan Indonesia lainnya.


Hilirisasi & Ekonomi Restoratif

LTKL merupakan asosiasi kabupaten yang dibentuk untuk mempertemukan lintas pemangku kepentingan dalam mewujudkan pembangunan lestari terdiri di sembilan kabupaten yaitu Aceh Tamiang, Siak, Kapuas Hulu, Musi Banyuasin, Sanggau, Sintang, Gorontalo, Sigi, dan Bone Bolango.

Sembilan kabupaten tersebut bekerja sama dengan 27 mitra nasional dan lebih dari 70 jejaring nasional dan lokal yang bergotong royong untuk mengelola wilayah yurisdiksi secara berkelanjutan melalui tindakan kolektif dengan berbagai mitra.

Menuju tahun 2030, LTKL berfokus untuk mendorong keseimbangan antara model ekonomi konvensional (perkebunan monokultur) menuju pada model ekonomi baru.

Ekonomi baru yang dimaksud ialah; yang berbasis  bioekonomi dan ekonomi restoratif, namun berfokus pada hilirisasi produk. Bernilai tambah namun berbasis alam dan keanekaragaman hayati, yang dikelola secara kolektif oleh masyarakat lokal.

Green Economy

Untuk itu pengembangan portfolio hijau dan pelibatan sektor swasta termasuk pelaku investasi dan pembiayaan dampak dan iklim serta pelaku rantai pasok komoditas sangat krusial dalam memicu kemajuan dalam transformasi yurisdiksi berkelanjutan.
Mengenai kesiapan kabupaten menghadapi pasar global, Ristika Putri Istanti, Kepala Sekretariat LTKL menyatakan, bahwa pihaknya ( 9 kabupaten) siap menghadapi apapun standar yang diberikan. “Bersama dengan para mitra, LTKL telah mengidentifikasi potensi dan kesiapan kabupaten lestari untuk memenuhi kebutuhan pasar global,” jelas Ristika.

Ristika Putri Istanti

Ditambahkannya bahwa LTKL melihat peluang ekonomi yang besar dengan diversifikasi model bisnis serta memperbesar porsi investasi hijau di kabupaten. Hal itu disampaikan Ristika dalam diskusi yang digelar LTKL di sela-sela RSPO Roundtable Conference  2023  di Jakarta, Selasa (21/11).

***Riz***

Redaksi Green Indonesia