Melalui Perhutanan Sosial, meski dimanfaatkann oleh masyarakat, namun kualitas hutan relatif terjaga dan pada akhirnya mampu menekan emisi gas rumah kaca.
DUBAI (Senin, 04/12), Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc, mengatakan, meski dimanfaatkan oleh masyarakat, kegiatan Perhutanan Sosial di Indonesia berkontribusi besar dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Dikatakannya, melalui perhutanan sosial, tingkat deforestasi yang mengubah tata guna lahan dari hutan primer menjadi kawasan nonhutan tersebut bisa dikurangi. Demikian dilaporkan Muhammad Ridwan, Pemimpin Umum GREEN Indoneia (GI) langsung dari ajang COP-28 Dubai – Uni Emirat Arab..
Demikian pula dengan degradasi, yang bisa ditekan karena masyarakat dapat mengelola area perhutanan sosial secara berkelanjutan. Dengan demikian, kualitas hutan relatif terjaga meski dimanfaatkan oleh masyarakat dan pada akhirnya mampu menekan emisi gas rumah kaca.
Di ajang konferensi tingkat dunia terkait perubahan iklim (COP-28) tersebut, Bambang menjelaskan, bahwa sektor kehutanan sendiri ditargetkan menurunkan emisi sebesar 17 persen atau sekitar 60 persen dari target penurunan emisi nasional. Dengan demikian, sektor kehutanan menjadi program prioritas dalam usaha pemenuhan target penurunan emisi nasional.
***Riz***