Warna buahnya bisa berubah secara bertingkat; dari hijau ketika masih muda, menjadi kuning, orange dan merah saat matang.
DEWANDARU atau ceremai? Serupa tapi tak sama. Ceramai bernama ilmiah Phylanthus acidus, sedangkan dewandaru bernama ilmiah Eugenia uniflora. Namun karena mirip, dewandaru disebut juga ceremai Belanda (ceramai londo).
Ada beberapa nama atau sebutan terhadap dewandaru. Diantaranya ‘asem selong, belimbing londo’, atau ‘cereme asam’.
Tumbuhan perdu ini memiliki tinggi mencapai 5 meter. Buah dewandaru berbentuk buni atau bulat dengan diametre sekitar 1,5 cm. Warna buah ini bisa berubah secara bertingkat dari hijau ketika masih muda, menjadi kuning, orange dan merah saat buah ini matang.
Dewandaru memiliki arti kata ‘pembawa pesan dari dewa’. Ada mitos yang berkembang tentang pohon dewandaru.
Mayoritas masyarakat lokal Gunung Kawi, Jawa Timur, meyakini bahwa dewandaru mampu mendatangkan keberuntungan. Peziarah biasanya akan menunggu dahan, daun, atau buah tanaman ini berjatuhan. Ketika ada yang jatuh, sontak para peziarah akan berebut dan memanfaatkannya sebagai jimat. Wah…
Berkhasiat
Biji buahnya kecil, keras dan berwarna coklat. Rasa buah ini masam segar, sehingga banyak digunakan untuk rujak atau diolah menjadi asinan dan manisan.
Buah dewandaru memiliki manfaat yang luar biasa. Diantaranya untuk diet hingga mengatasi insomnia. Mulai dari daun hingga buahnya ternyata juga berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol hingga mengobati diare.
Buah dewandaru juga baik untuk mengatasi rematik dan mengendalikan gula darah. Disamping itu, buah ini pun berkhasiat menurunkan demam serta mengurangi risiko kanker.
***Riz***