Bersama Menjangan Group Bali, FPIK-IPB kembangkan Stasiun Lapang di Buleleng. Matching antara dunia swasta dengan perguruan tinggi ini tentunya dapat memacu kemajuan dunia perikanan nasional.
DESA Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Senin lalu (28/03/22) tampak ramai dan semarak. Sebuah sarana belajar diresmikan, dan semua pihak pun antusias.
Adalah Stasiun Lapang FPIK-IPB University yang diresmikan pada hari itu. Stasiun lapang ini merupakan Kerjasama antara FPIK-IPB dengan Menjangan Group Bali, sebuah kelompok usaha yang juga peduli pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
“Stasiun Lapang ini menambah prasarana dan sarana dalam mengoptimalkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) IPB,” ungkap dekan FPIK-IPB, Dr. Ir Fredinan Yulianda dalam sambutannya.
Turut serta pada kesempatan itu Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahsiswaan – Dr. Wayan Nurjaya, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan – Prof. Dr. Mala Nurilmala, S.Pi,M.Si, serta Pakar Mariculture – Dr. Irzal Effendi.
Beberapa pihak yang hadir dan menyaksikan acara tersebut diantaranya Kepala BRSDM KKP yang diwakili Yayan Hikmayani S.Pi, M.Si, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Gede Putra Aryana, serta Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, I Made Suwitra Yadnya.
Disamping itu, kegiatan ini disaksikan juga oleh Camat Gerokgak, Kepala Desa Pejarakan, Sumber klampok, Sumberkima, Pemuteran, Banyupoh serta para Petajuh Desa Adat Pejarakan, Kelian Banjar Adat Marga Garuda, dan Kelian Banjar Adat Batu Ampar, Tidak ketinggalan pula dalam acara itu hadir sejumlah Ketua RT dan perwakilan BPD Dusun Marga Garuda, serta Kadus Banyuwedang dan perwakilan Kadus Batu Ampar.
Yang tak kalah penting lagi, acara tersebut dihadiri sejumlah Pengurus Kelompok Nelayan, Pengurus Kelompok Petani Garam, Pengurus Satgas Lingkungan, Pengurus Pokdarwis (Kelompok Penggerak Pariwisata). Mereka berasal dari Desa Sumberklampok, Desa Sumberkima, dan Desa Pemuteran.
Role Model
Dalam sambutannya, Direktur Menjangan Group Bali, Janitra, memaparkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya sudah ada sejak tahun 1986. “Kami mengembangkan tambak vaname secara otodidak. Diharapkan kerjasama dengan IPB dapat meningkatkan produktivitas dan terobosan baru dalam bidang budidaya, terutama dalam pengembangan smart mariculture (marikultur 4.0),” ungkap Janitra.
Sementara Dekan FPIK-IPB mengatakan, bahwa penerapan teknologi merupakan perwujudan Program MBKM. Dengan adanya Stasiun Lapang ini, dapat meningkatkan Indeks Kinerja Utama (IKU) IPB.
“Selain itu, keberadaan praktisi akan mendukung dan berkontribusi kepada kegiatan perkuliahan, sehingga mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran mahasiswa dalam pencapaian kompetensi di bidang perikanan dan ilmu kelautan,” jelas Dr. Fredinan.
Dalam kesempatan itu, turut memberi sambutan Prof. (Purnabakti) Dr. Rohmin Dahuri, sebagai penasehat Menteri KKP dan Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia. Dikatakannya, bahwa matching antara dunia swasta dengan perguruan tinggi yang dilakukan di Buleleng ini diharapkan dapat mempercepat kemajuan perikanan yang didukung oleh KKP dan dijadikan sebagai role model yang dapat direplikasi dan dikembangkan di daerah lain.
Hilirisasasi Riset IPB
Melalui kerjasama dengan Menjangan Group Bali, hilirisasi riset IPB dapat dilakukan. Seperti di stasiun lapang ini misalnya, FPIK-IPB turut berperan dalan mengembangkan sektor riil perikanan secara signifikan.
Pada tahap awal aktivitas stasiun lapang ini, bersama dengan Menjangan Group Bali, akan dilakukan implementasi dan pengembangan smart mariculture, smart biofloc, serta kajian pengelolaan mangrove.
Smart mariculture yang akan diimplementasikan dan dikembangkan mencakup aplikasi IoT pada kamera bawah air, apps farming, smart automatic feeder, dan water quality meter. Berbagai kegiatan itu dikoordinir oleh Dr. Irzal Effendi. Komoditas yang akan dikembangkan mencakup lobster, ikan kerapu, ikan kakap putih, dan beberapa komoditas marikultur eksotik lainnya.
Aplikasi kamera bawah air pintar ini diharapkan bisa mengukur morfometri, memantau tingkah laku serta pencegahan kanibalisme lobster dan ikan kerapu. Sedangkan smart automatic feeder ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pemberian pakan.
Lalu ada pula implementasi aplikasi Smart biofloc yang merupakan jawaban atas permasalahan keterbatasan lahan dalam penyediaan produk seafood di kawasan pariwisata dunia seperti Bali – sebagai urban aquaculture.
Komoditas yang akan dikembangkan pasa sistem dan teknologi smart biofloc antara lain udang vaname, udang windu, lobster, dan ikan kerapu. Kajian pengelolaan mangrove bertujuan untuk mendapatkan data dalam rangka pengelolaan hutan mangrove khususnya dan lingkungan pada umumnya, sehingga kegiatan di kawasan berlangsung secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Libatkan Dosen dan Mahasiswa
Implementasi Iptek dan inovasi IPB University tersebut diselenggarakan dengan melibatkan dosen berbagai bidang keahlian. Disamping itu, FPIK-IPB juga melibatkan para mahasiswa penelitian dan praktek lapang. Untuk smart mariculture dan smart biofloc misalnya, akan dilibatkan 9 mahasiswa dari keilmuan akuakultur, teknologi kelautan, fisika (instrumentasi).
Saat ini 5 mahasiswa dari keilmuan manajemen sumberdaya perairan sedang melakukan observasi biota, kualitas air, oseanografi dan ekosistem perairan di sekitar kawasan stasiun lapangan ini. “Hasil kajian mereka diharapkan diperoleh data yang bisa dijadikan landasan dalam pengelolaan hutan mangrove dan lingkungan, antara lain pembibitan mangrove dan penentuan daya dukung kawasan. Hasil penelitian ini pun tentunya akan memberikan manfaat untuk wilayah Grokgak Buleleng pada umumnya,” tutur Dekan FPIK-IPB.
Sumbangsih Swasta
Sebagai mitra kerjasama, Menjangan Group Bali telah menyediakan 24 unit keramba jaring apung (KJA) kayu lengkap dengan rumah jaga, gudang pakan, dan perahu untuk mobilitas operator/ teknisi/ mahasiswa.
Kedepan perusahaan ini akan menyediakan 12 unit bak terpal untuk percontohan smart biofloc lengkap dengan bak biofilter, instalasi air dan instalasi udara untuk aerasi media budidaya.
Untuk mendukung riset dan implementasi ketiga kegiatan itu, perusahaan ini juga akan membangun laboratorium dan mes peneliti yang representatif. Fasilitas tersebut diharapkan bisa mendukung hasil penelitian dan publikasi yang berkualitas.
***Riz***
No comment