Oleh: Lily Ismaini*)
Daunnya menghasilkan aktivitas antioksidan dengan nila IC50 sebesar 36,83 ppm, dan ekstrak buahnya dengan penambahan nanopartikel lebih meningkatkan aktivitas antioksidan dengan nilai 2.442 ppm.
SUDAH cantik bermanfaat pula. Namanya pun indah; ‘medinilla’. Sejarah medinilla sebagai tanaman hias dapat ditelusuri dari abad ke-18 ketika penjelajah botani Eropa, mulai memperkenalkan tanaman ini ke Eropa.
Medinila merupakan tanaman hias indoor dan sudah populer sejak tahun 1800. Nama “Medinilla” sendiri berasal dari nama Gubernur Spanyol Kepulauan Marianas, dari Kepulauan Pasifik, yaitu ‘Medinilla Y Jose Pineda’.
Klasifikasi Medinilla termasuk dalam kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Myrtales, Famili Melastomataceae, dan Genus Medinilla.
Medinilla memiliki persebaran habitat yang luas, mulai dari Afrika tropis, Madagaskar, India, Sri Lanka, Myanmar, China bagian selatan, Taiwan, Indochina, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, New Guinea, Australia bagian utara, dan Kepulauan Pasifik.
Habitatnya Luas
Di kawasan Asia, Medinilla tersebar di kawasan Malesiana meliputi Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan New Guinea (Papuasia), diantaranya 80 jenis tersebar di Filipina, 48 jenis di Borneo, 25 jenis di Sumatra, 16 jenis di Sulawesi, 15 jenis di Malaysia dan 13 jenis di Jawa.
Beberapa jenis medinilla yang ditemukan di hutan tropis di kepulauan Filipina menjadi populer sebagai tanaman hias, salah satunya adalah Medinilla magnifica, yang memiliki bunga indah berwarna merah muda yang berbentuk tandan anggur sehingga dikenal dengan sebutan “pink grape”.
Di Indonesia, Medinilla belumlah sepopuler tanaman hias bunga atau daun, seperti Aglonema, Alocasia, dan Anggrek. Sebagian besar genus Medinilla memiliki potensi sebagai tanaman hias, karena didukung oleh bentuk daun dan bunga yang menarik.
Masyarakat umumnya telah mengenal Medinilla speciosa sebagai tanaman hias dan juga dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Medinilla speciosa dikenal juga dengan nama daerah ‘parijoto’.
Masyarakat lereng Pegunungan Muria menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional untuk antiradang, sariawan, dan antibakteri. Buah tanaman ini dipercaya masyarakat dapat meningkatkan kesuburan dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Beberapa kajian melaporkan mengenai Medinilla speciosa atau parijoto bahwa tanaman ini memiliki kandungan flavonoid, tannin, saponin, dan alkaloid yang berpotensi digunakan untuk bahan pengobatan anti kanker payudara, menurun kadar gula darah, dan sebagai antikolesterol.
Senyawa flavonoid tersebut dapat berfungsi sebagai antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan anti-inflamasi. Antioksidan memiliki fungsi dalam menjaga agar sel tubuh seperti sel darah tidak mengalami kerusakan.
Beberapa jenis Medinila telah dikoleksi di Kebun Raya Cibodas, dan berpotensi dikembangkan sebagai tanaman hias dan tanaman obat:
Medinilla speciosa (Reinw. ex Blume) Blume
Merupakan tanaman semak terrestrial. Posisi duduk daun terdiri dari tiga pada ruas yang sama atau berhadapan, ujung daun tumpul, atau meruncing, pangkal daun runcing hingga bulat dengan 7 sampai 9 tulang daun. Daun permukaan atas hijau licin, bawah pucat, tulang daun bagian bawah terutama bagian pangkal merah.
Pembungaan terminal, bunga malai, banyak dan terbatas. Kelopak bunga berbentuk tabung, warna merah muda, mahkota bunga 4 warna putih keunguan, benang sari 8, warna merah muda bergaris kuning, putik 1, merah muda. Buah berwarna ungu kemerahan, tangkai bunga merah. Medinilla speciosa merupakan tumbuhan liar yang biasanya tumbuh dalam hutan dan lereng gunung, dengan ketinggian 800-2.300 meter dpl.
Beberapa komunitas di wilayah di mana Medinilla tumbuh secara alami menggunakan tanaman ini untuk keperluan tradisional, termasuk dalam ramuan obat atau sebagai bahan dalam upacara keagamaan. Sifat-sifat tanaman ini memiliki potensi untuk kegunaan lebih lanjut dalam konteks pengobatan herbal.
Medinilla laurifolia (Blume) Blume
Merupakan tanaman semak epifit, dengan tinggi tanaman 0,50 – 1,50 m. Cabang daun berhadapan, berbentuk elips atau bulat telur memanjang, pada pangkal daun hampir runcing atau membulat, pada ujung daun meruncing,dengan 3 atau 5, urat daun yang melintang jelas. Pembungaan terdiri dari sedikit bunga, perbungaan terbatas dan aksiler. Tabung kelopak hampir menyerupai bel. Mahkota bunga bulat telur terbalik. Buah buni silinder, berwarna merah tua pada saat masak.
Manfaat Untuk Kesehatan
Sebagai sumber antioksidan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun parijoto mengandung flavonoid, saponin, terpenoid, tannin, dan beta karoten. Daun parijoto menghasilkan aktivitas antioksidan dengan nila IC50 sebesar 36,83 ppm dan ekstrak buah Parijoto dengan penambahan nanopartikel lebih meningkatkan aktivitas antioksidan dengan nilai 2.442 ppm.
Nilai IC50 merupakan konsentrasi larutan sampel buah atau daun parijoto yang dibutuhkan untuk menghambat 50 % radikal bebas. Semakin kecil nilai IC50 maka antioksidan itu semakin kuat dalam menangkal radikal bebas atau dapat dikatakan memiliki aktivitas antioksidan yang semakin kuat.
Sebagai bahan untuk teh herbal: Berdasarkan hasil analisis kandungan fitokimia daun dan buah parijoto meiliki aktivitas antioksidan yang tinggi maka berpotensi untuk diolah mejadi teh herbal yang berkhasiat untuk berbagai manfaat kesehatan.
Sebagai antibakteri: Buah dan tangkai buah parijoto bermanfaat sebagai antibakteri. Buah dan tangkai buahnya diolah menjadi gel dan dapat digunakan sebagai hand sanitizer.
Sebagai antidiabetes: Buah parijoto dapat dijadikan sebagai pilihan bahan alami untuk dijadikan bahan pengobatan diabetes. Kandungan flavonoid di dalamnya berpotensi menurunkan kadar gula darah.
Sebagai antikanker: Buah dan daun parijoto telah digunakan sebagai bahan campuran untuk pengobatan alami sebagai antikanker.
Sebagai obat sariawan: Buah parijoto dapat digunakan sebagai obat sariawan, dengan cara berkumur sebanyak 2 kali sehari, hingga sariawan hilang.
Sebagai obat diare: Daun parijoto adalah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat diare. Senyawa aktif yang berperan memberikan efek antidiare adalah senyawa tanin.
Bermanfaat untuk kesehatan kulit: Buah parijoto disebut berpotensi sebagai bahan produk kecantikan. Ekstrak buah parijoto mengandung flavonoid yang merupakan sebagai sumber antioksidan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah parijoto layak dijadikan bahan untuk menjaga kelembapan kulit dan dapat digunakan secara alami sebagai tabir surya. Penelitian menyebutkan buah parijoto berpotensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan tabir surya karena kandungan flavonoidnya, yaitu komponen yang mampu mencegah efek berbahaya dari paparan sinar ultraviolet.
Sebagai pewarna makanan: Buah Medinilla speciosa dan Medinilla laurifolia berpotensi dikembangkan sebagai pewarna makanan.
Teknik Perbanyakan
Untuk mencegah eksploitasi dan kerusakan populasinya di habit alami, maka perlu dilakukan perbanyakan tumbuhan tersebut. Teknik perbanyakan Medinilla secara umum dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
Stek Tunas atau Cabang: Salah satu cara paling umum untuk memperbanyak Medinilla adalah melalui stek tunas atau cabang. Pilih tunas atau cabang yang sehat dan masih muda. Potong tunas atau cabang dengan panjang sekitar 5-10 cm.
Perbanyakan melalui Biji: Perbanyakan Medinilla juga dapat dilakukan melalui biji, tetapi metode ini membutuhkan waktu yang lambat.
Perbanyakan Melalui Stek Daun: Beberapa spesies Medinilla dapat diperbanyak melalui stek daun. Pilih daun yang sehat dan masih muda, potong daun menjadi bagian yang lebih kecil, sekitar 5-10 cm panjangnya. Tanam bagian potongan daun tersebut di dalam media tanam yang lembab.
Perbanyakan dengan kultur jaringan: Untuk meningkatkan potensinya sebagai tanaman hias diperlukan metode perbanyakan yang efisien dan lebih cepat. Teknik kultur jaringan tanaman memiliki banyak keunggulan dibandingkan perbanyakan vegetatif konvensional, diantaranya dapat memproduksi bibit dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan tanaman bebas patogen dan tingkat keseragamannya tinggi.
Perlu Upaya Konservasi
Mengingat peran dan potensi tanaman ini dalam ekosistem serta besarnya potensinya untuk dikembangkan sebagai tanaman hias dan tanaman bahan obat untuk kesehatan masyarakat, maka diperlukan upaya konservasi dan perbanyakan medinilla untuk mempertahankan keberadaan populasinya di habitat alaminya.
Untuk menghindari eksploitasi dan kerusakan populasi medinilla di alam liar, diperlukan kegiatan yang mendukung upaya konservasi medinilla, seperti: melindungi habitat aslinya dan melakukan konservasi secara ex-situ di Kebun Raya, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian tumbuhan.***(Tulisan diikutip dari berbagai sumber/referensi).
*)Periset pada Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan – BRIN