Hal ini merupakan tema yang cukup menarik dalam Blue Carbon Accounting Training yang digelar oleh PKSPL IPB. Peserta dari berbagai daerah pun antusias.
SEBERAPA besar potensi karbon yang terdapat pada pool karbon mangrove? Tema ini menjadi sesuatu yang tak menarik bagi peserta Blue Carbon Accounting Training yang digelar PKSPL IPB di Kampus Baranangsiang hari ini (Rabu, 08/02).
Dalam paparannya, Dr. I Wayan Susi Dharmawan, dari BRIN, menjelaskan bahwa pengukuran karbon pada tanah mineral mangrove tidak begitu sulit. Pertama; ambil contoh tanah minimal satu titik di tengah-tengah plot sebanyak 1 kg. Jika titik yang diambil lebih dari satu, lakukan dengan metode komposit, yaitu mencampurkan contoh tanah dari beberapa titik pada kedalaman sampai 50 cm.
“Atau bisa juga dengan menggunakan contoh tanah dari masing-masing kedalaman dan hitung rata-rata hasil analisa dari setiap kedalaman tanahnya,” jelas Wayan.
Lebih jauh dijelaskannya pula cara penggunaan bor tanah. Yaitu dengan meletakkannya pada masing-masing titik pengambilan sampel tanah, lalu ambil dan timbang contoh tanah tersebut. Tindakan selanjutnya ialah dengan mengering-anginkan sampel tanah di laboratorium lalu timbang dan catat beratnya.
Setelah rangkaian kegiatan tersebut selesai, baru dapat dilakukan kegiatan analisis kandungan karbonnya. Adapun cara penghitungannya adalah dengan menggunakan rumus yang sudah diberikan dalam pelatihan tersebut.
Dari pengamatan GI, tampaknya puluhan peserta cukup antusias untuk memahami bagaimana cara penghitungan ‘karbon biru’ dalammpelatihan yang digelar oleh PKSPL IPB tersebut.
***Riz***