Outlook 2022: Menatap Ekonomi Dibawah Ancaman Iklim

Waktu terus bergulir, 2022 segera menghampiri, dengan harapan dan tanda tanya di bidang perekonomian. 

BAGAI tombak bermata ganda, dua ancaman besar selalu mengintai. Meski dilaporkan tinggal sisa, bukan berarti pandemi covid-19 sudah usai. Segala kemungkinan bisa terjadi dalam beberapa masa ke depan. Sementara ancaman kedua, yakni perubahan iklim, tak kalah dahsyatnya memporak-porandakan ekonomi jika tanpa antisipasi serius.

Keduanya sungguh buruk dan menyeramkan. Belum lagi dampak sistemiknya, yakni berupa kelumpuhan ekonomi secara global.

Menjelang pengujung tahun, pasar kini mulai bersiap-siap menyambut tahun depan yang memiliki tema besar pemulihan ekonomi. Diperkirakan, pemerataan vaksinasi, kebijakan fiskal dan finansial pemerintah, serta pertumbuhan struktural yang kuat diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun mendatang.  Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 akan berkisar 4,7% – 5,5%.

Seperti dikutip investor.id, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan optimis terhadap prospek pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dan 2022. Namun dia mengingatkan untuk tetap waspada terhadap perkembangan pandemi Covid-19 dan dinamika global.

Economic Outlook 2022, Airlangga: Optimis  Namun Tetap Waspada,” tulis media itu. Ditambahkannya, bahwa selain optimisme dari berbagai capaian dan indikator ekonomi dan pengendalian Covid-19, kita perlu memanfaatkan Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, melihat bahwa perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi perekonomian.  “Di dalam kita membahas seluruh pemulihan ekonomi dan menjaga masyarakat kita, kita melihat adanya ancaman baru yang nyata yaitu perubahan iklim,” jelasnya seperti dikutip kontan.co.id.

Sama seperti pandemi covid yang memberikan dampak yang sangat mengguncang dunia, Menkeu berujar bahwa kenaikan suhu akibat perubahan iklim juga menimbulkan komplikasi pada kemampuan bumi ini untuk terus mendukung kehidupan lebih dari tujuh miliar manusia di dalamnya.

Green Economy

Oleh karena itu Indonesia juga memiliki komitmen untuk juga menurunkan CO2 agar pemanasan bumi tidak terjadi yang dilakukan di berbagai sektor seperti kehutanan, energi transportasi, sampah, pertanian dan industri. Dua sektor yang sangat penting dalam memberikan kontribusi untuk penurunan CO2 yang sangat sangat signifikan adalah kehutanan dan energi transportasi.

“Indonesia terus terlibat secara aktif pada forum global baik itu COP26 di dalam UNFCCC maupun pada koalisi antar Menteri-Menteri Keuangan terhadap perubahan iklim, karena aspek keuangan menjadi sangat penting untuk mewujudkan komitmen dalam mengurangi ancaman akibat perubahan iklim global. “Kita juga melakukan di forum G20 dan di forum ASEAN dan di bidang taskforce untuk climate finance,” jelas Menkeu.

Dia pun berharap kepada para pelaku di sektor capital market agar memahami bahwa isu perubahan iklim ini akan menjadi isu utama dalam pembahasan di dunia, dan menurutnya ini berarti akan mempengaruhi sumber-sumber pendanaan untuk ekonomi hijau.

APBN Peduli Iklim

Presiden RI Joko Widodo, mengingatkan perlunya antisipasi dan mitigasi sedini mungkin agar tidak mengganggu kesinambungan program reformasi struktural dan pemulihan ekonomi nasional yang tengah dilakukan, termasuk dalam merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) tahun 2022.

Seperti dipublikasikan situs Kementerian Sekretariat Negara, hal tersebut disampaikan oleh Presiden pada acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2022 di Istana Negara beberapa waktu  lalu. “Menghadapi ketidakpastian tahun 2022 kita harus merancang APBN tahun 2022 yang responsif, antisipatif, dan juga fleksibel. Selalu berinovasi dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dengan tetap menjaga tata kelola yang baik,” ujar Presiden.

Presiden memandang bahwa APBN tahun 2022 memiliki peran sentral. Sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia harus menunjukkan kemampuan dalam menghadapi perubahan iklim, terutama dalam pengurangan emisi dan gerakan perbaikan lingkungan secara berkelanjutan.

“Kita harus menunjukkan aksi nyata, komitmen kita pada green dan sustainable economy,” tegas Jokowi.

Prediksi Iklim 2022

BMKG melaporkan, bahwa anomali suhu udara rata-rata pada bulan November 2021 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0.2 oC. disebutkan bahwa anomali suhu udara Indonesia pada bulan November 2021 lalu merupakan nilai anomali tertinggi ke-21 sepanjang periode data pengamatan sejak 1981.

Anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada bulan November 2021 yang diperoleh dari 88 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia umumnya menunjukkan nilai anomali positif (lebih panas dari rata-rata klimatologisnya) yang dominan di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan pusat layanan iklim dunia memperkirakan La Nina akan terjadi hingga level moderat. Hal itu seiring penguatan intensitas suhu muka laut Samudra Pasifik. “Prediksi puncaknya (La Nina) Januari-Februari 2022,” kata Rita di kanal YouTube Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dia mengatakan suhu muka laut Samudra Pasifik semakin dingin. Tingkat suhu anomali sudah mencapai -0,92 derajat yang mengindikasikan intensitas La Nina. “Apabila mencapai -1, itu artinya sudah mulai La Nina dengan intensitas moderat,” tambahnya. Pada kesempatan yang BMKG menyatakan bahwa puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Bulan Pebruari 2022 mendatang.

***Riz***

 

 

 

 

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *