“Timbunan limbah sawit akhirnya menjadi humus, dan warga bisa bertani aneka sayuran atau buah-buahan,” ungkap seorang kepala desa di sekitar perkebunan SLS.

LELAKI itu bernama Akhid (40 th). Kepada GI, Kepala Desa Bukit Lembah Subur itu mengisahkan bahwa desa mereka berawal dari Satuan Pemukiman (SP) 1 kawasan perkebunan PT. Sari Lembah Subur (SLS).

Dikatakannya bahwa warga yang bermukim di SP 1 adalah Ex. transmigrasi 1987 – 1988 dari Pulau Jawa. Saat ini terdapat 900 kepala keluarga yang menempati Desa Bukit Lembah Subur. Sebagian besar diantara mereka bergerak di bidang pertanian, dan ada beberapa yang bekerja di PT. SLS.

Akhid, Kepala Desa Bukit Lembah Subur

Kepala desa itu menyatakan bersyukur, jika sekarang warga desa sudah bisa melakukan budidaya aneka tanaman. “Dulu tanah di sini tidak bisa ditanami, karena tidak subur,” kata Akhid.
Namun seiring berjalannya waktu, ternyata limbah sawit memberi berkah, karena bisa dijadikan penyubur tanah. “Timbunan limbah sawit akhirnya menjadi humus, dan warga bisa bertani aneka sayuran atau buah-buahan,” jelasnya.

Sebagian warga yang berprofesi petani juga menanam aneka palawija dan sayuran di sekitar lahan perkebunan sawit ex. plasma PT. SLS.

***Riz***