Oleh: Ikhsan Noviady*)

 Buah rubus dimanfaatkan menjadi minuman herbal tradisional untuk mengobati diare dan disentri. Daunnya bisa diolah menjadi teh herbal.

MERAH dan menggiurkan. Sekilas memang seperti stroberi. Tapi ini buah ‘rubus, yang merupakan marga tumbuhan penghasil buah dari suku Rosaceae. Tumbuhan ini berkarakteristik semak, merambat, menjalar, kadang tegak dan biasanya berduri.

Memang, sepintas penampilannya mirip dengan strawberry, dengan ukuran sedikit lebih kecil. Buah rubus memiliki rasa yang sedikit asam namun manis ketika sudah matang dan menyegarkan karena mengandung banyak air. Warna dari buah rubus bermacam-macam, diantaranya merah, kuning, jingga, ungu dan ungu kehitaman.

Raspberry dan Blackberry merupakan dua jenis rubus yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dimanfaatkan, namun keduanya merupakan buah impor dari luar Indonesia.

Namun jangan salah, ternyata ada banyak jenis rubus yang asli Indonesia. Semua jenis rubus yang ada di Indonesia juga menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi, sehingga bisa juga disebut buah lokal.

Buah Rubus fraxinifolius dan Rubus rosifolius

Di Indonesia, tumbuhan ini belum terlalu dikenal masyarakat, meskipun boleh jadi banyak yang sudah pernah melihatnya. Umumnya tumbuhan ini banyak ditemukan di area pegunungan, yaitu sisi hutan, sekitar jalur pendakian. Atau untuk jenis tertentu dapat ditemukan di puncak gunung tempat pendaki berkemah, seperti di alun-alun Suryakencana Gunung Gede atau puncak Gunung Prau.

Meskipun begitu, beberapa jenis diantaranya sudah dimanfaatkan, khususnya buahnya. Salah satunya yaitu Rubus fraxinifolius yang lebih dikenal dengan nama lokal Arbei atau Arben di Jawa Barat, Ucen di Jawa Tengah dan Jawa Timur, atau Hupi-hupi di Karo, Sumatera Utara.

Selain itu, nama lokal yang sama juga dikenal untuk jenis lainnya yaitu Rubus rosifolius. Biasanya buah ini banyak dijajakan di tempat wisata, terutama di daerah pegunungan seperti Puncak, Bogor atau Cibodas. Pemanfaatannya pun terbatas pada penjajakan secara asongan di tempat wisata maupun konsumsi skala kecil oleh pendaki gunung yang kebetulan menemukannya di jalur pendakian.

Kaya Manfaat

Buah rubus pada dasarnya memiliki banyak manfaat. Berdasarkan penelitian, buah ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti gula, asam organik dan senyawa fenol. Buah ini juga mempunyai kandungan Vitamin C tinggi yang kaya akan antioksidan.

Di beberapa daerah di Jawa, buah rubus dimanfaatkan menjadi minuman herbal tradisional untuk mengobati diare dan disentri. Selain dikonsumsi buahnya, untuk jenis rubus yang merambat dapat dimanfaatkan tanamannya sebagai tanaman hias pergola.

Daun dari tanaman rubus juga dapat dikonsumsi sebagai teh herbal.

Sebetulnya, nilai ekonomi rubus asli Indonesia dapat ditingkatkan. Mengapa tidak? Pasalnya  manfaat tumbuhan ini sangat banyak, sehingga pemanfaatannya dapat dikembangkan tidak hanya sebatas produk buah segar namun bisa diolah menjadi selai, sirup, maupun produk penganan olahan lainnya.

Pemanfaatan rubus juga harus diselaraskan dengan upaya pengembangan budidaya, sehingga pemanfaatannya tidak bergantung pada pemanenan dari hutan namun dari penanaman di kebun atau pekarangan. Hal ini bertujuan untuk untuk menjaga kondisi tumbuhan ini di habitat aslinya.

*) Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)