Sejumlah sumber menyebutkan, buah tumbuhan liar di hutan ini bisa melancarkan buang air besar, mengobati diabetes, dan bahkan mencegah jantung koroner.
KABAU bukanlah kerbau, meski dalam bahasa Minang kata tersebut digunakan untuk dua jenis makhluk; hewan ternak dan sejenis sayuran. Buah kabau namanya.
Buah kabau, mungkin –bagi masyarakat umum tidak tahu, bahwa buah beraroma mirip jengkol dan petai, bahkan lebih keras (aroma dan rasanya) ini merupakan bahan makanan (sayur) yang cukup dikenal oleh masyarakat Sumatera, terutama di Sumatera Barat, Riau, Bengkulu hingga Sumatera Selatan. Beragam kuliner khas (tempo dulu) berbahan buah kabau, sudah tidak asing bagi masyarakat Sumatera.
Nama latinnya Archidendron bubalinum. Seperti dikutip dari Wikipedia, kabau adalah sejenis tumbuhan anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Pohon ini menghasilkan buah dengan biji berbau tajam seperti jengkol, dan digunakan dalam masakan-masakan yang serupa dengan masakan jengkol atau petai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kabau merupakan buah yang beraroma tidak sedap yang dapat dikonsumsi. Nama lain dari kabau adalah jering hutan atau jering tupai.
Komposisi nutrisi yang terkandung dalam buah kabau antara lain, protein, karbohidrat, lemak, asam, kalsium, fospor, serat, dan zat besi. Kabau juga mengandung vitamin A, B1, dan vitamin C. Beberapa media menulis, bahwa khasiatnya mampu melancarkan buang air besar, mengobati diabetes, dan bahkan mencegah jantung koroner.
***Riz***
No comment