Pendekatan Sains pada Perubahan Iklim

Untuk mengurangi dampak perubabahan iklim peran perguruan tinggi sangat diharapkan. Pemerintah Indonesia selama ini sudah memberikan peran yang besar pada perguruna tinggi untuk melakukan berbagai riset terkait perubahan iklim. Semua sector berbasis lahan sudah melakukan riset untuk mengurangi dampak perubahan iklim termasuk mengenai peran yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan.

Mengenai peran perguruan tinggi, Dr. Muhammad Ardiansyah, Sekretaris Eksekutif Centre for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific (CCROMSEAP) IPB memiliki pandangan menarik. Menurut Ardiansyah, “perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mempersiapkan masyarakat yang tangguh terhadap dampak perubahan iklim dengan menyediakan penelitian dan edukasi mengenai strategi mitigasi dan adaptasi dan sains. Selain itu perguruan tinggi berfungsi sebagai pusat bagi pemangku kepentingan untuk membuat, menguji dan menyebarkan pengetahuan tentang proyeksi iklim, strategi mitigasi dan adaptasi, serta menyediakan strategi adaptasi yang juga berkontribusi terhadap upaya mitigasi”.

Tentu saja masyarakat bisa dan harus berperan aktif dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Hanya saja proses keterlibatan para pihak lokal harus mengindahkan bebebrapa prinsip. Prinsip yang dimaksud dalam hal ini menurut Ardiansyah antara lain, “prinsip data berbasis ilmiah. Setiap data yang digunakan mesti menggunakan data dan informasi yang andal serta model yang valid”.

Selain itu, masih menurut Ardinasyah bahwa, “keterlibatan pemangku kepentingan perlu ditingkatkan. Partisipasi semua pemangku kepentingan terkait untuk mengembangkan tindakan pencegahan perubahan iklim yang sesuai sangat menyumbang keberhasilan implementasi. Dan yang tak kalah pentingnya adalah Integrasi. Setiap system dan kegiatan yang dikembangkan harus melakukan sinkronisasi dan sinergi antara program dan kegiatan di dalam dan lintas sektor”.

Perguruan tinggi bisa juga melakukan peningkatan kapasitas para pihak dalam melakukan analisis resiko emisi dan resiko Iklim. Perguruan tinggi bisa diharapkan untuk melakukan pemetaan resiko dan lokasi prioritas aksi mitigasi perubahan iklim.

Pada proses pemetaan resiko dan lokasi prioritas, “perguruan tinggi dapat memfasilitasi pemerintah daerah untuk menganalisis tren emisi historis dan masa depan dan risiko iklim. Selanjutnya dari proses ini menghasilkan informasi tentang area hot spot (risiko tinggi)”, terang Ardiansyah dalam sesi CoP 23 2017 di Bonn, Jerman.

MRi.

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *