Katuk: Luar Biasa Tapi Mulai Langka

Mengapa tidak bertanam katuk? Padahal prospek ekonominya luar biasa, pasarnya pun terbuka. Soal gizi dan khasiat? …. Mantap.

SUDAH berapa lama pembaca tidak menikmati segarnya sayur katuk? Walau tidak dipungkiri nilai gizi dan nikmatnya sayur berwarna hijau tua tersebut, namun untuk mendapatkannya relatif sulit dibanding sayur jenis lain.

Meski ada dalam jumlah terbatas di pasar, harganya pun mahal. Bayangkan, seperti dilansir GI dari berbagai sumber, satu kilogram katuk segar dibanderol pedagang antara Rp 50.000,- sampai Rp 55.000,-. Sementara harga daun katuk kering lebih dahsyat lagi, yakni mencapai kisaran Rp 80.000,- sekilonya. Padahal, khusus yang kering, tidak melulu daun katuk muda.

Kenapa sulit? Karena dewasa ini nyaris tidak ada petani yang secara khusus membudidayakan sayur katuk. Keberadaannya pun sebatas tanaman pekarangan atau sebagai pagar batas lahan. Memang ada petani yang mengebunkan katuk, tapi sekali lagi, hanya sedikit.

Tinggi Gizi

Katuk adalah spesies tumbuhan yang banyak terdapat di Asia Tenggara termasuk ke dalam genus sauropus dalam suku phyllanthaceae. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai, cekur manis; dan rau ngót. Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran ASI.

Memang, daun katuk (Sauropus androgynus) adalah sayuran yang bermanfaat untuk ibu hamil dan menyusui. Nilai gizinya luar biasa.

Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, dengan berat dapat dimakan (BDD) 40 %, kandungan gizi daun katuk per 100 gram, meliputi protein (6.4 gram), vitamin C (164 mg), serat (1.5 gram), dan Beta-Karoten (9,152 mcg). Sayur katuk juga mengandung 10,020 mcg Karoten Total per 100 gramnya.

Selain itu ada riboflavin (Vit. B2), niasin, energi, kalsium, serta fosfor.  Kandungan zat besinya cukup tinggi, yakni 3.5 mg/ 100 gram daun katuk. Sementara kandungan nutrisi tembaga sekitar 0.30 mg, seng 1.3 mg. Dalam 100 gram sayur katuk juga terdapat 21 mg Natrium (Na) serta 478,8 mg Kalium (K).

Pacu Sperma, Sehatkan Kulit

Selain memacu perbanyakan ASI, sayur katuk juga memiliki beragam khasiat. Diantaranya meningkatkan hormon. Dikatakan bahwa, bagi pasangan yang belum dikaruniai keturunan, daun katuk ternyata dipercaya bermanfaat untuk meningkatkan hormon. Terutama bagi pria, mengkonsumsi daun katuk setiap hari (tanpa berlebihan), akan mempercepat peningkatan kualitas dan kuantitas sperma.

Katuk pun bermanfaat merawat kulit, terutama saat masa kehamilan. Daun katuk dipercaya bisa membuat kulit lebih halus, khususnya pada masa kehamilan.

Dengan kalsium tinggi, daun katuk baik untuk kesehatan tulang. Artinya, daun katuk juga mungkin baik dikonsumsi untuk mencegah osteoporosis (kondisi tulang yang lemah, sehingga rapuh dan mudah patah). Daun katuk berguna untuk sistem imun karena mengandung vitamin C. Selain itu, daun katuk memiliki zat klorofil yang tinggi. Klorofil juga bisa bermanfaat untuk menghilangkan bakteri, virus serta parasit pada jaringan tubuh manusia.

Penelitian yang diterbitkan Journal of Natural Remedies, mengungkapkan kalau bahwa katuk bermanfaat mengobati luka pada permukaan kulit. Ekstrak daun katuk membantu meningkatkan kontraksi luka, membantu menutup luka, juga bisa berguna sebagai anti peradangan.

***Riz***

Redaksi Green Indonesia