Dr. Meti Ekayani: Peluang Bisnis di Dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Sektor kehutanan dan lahan, yang selama ini sering terpinggirkan, kini berada di garis depan dalam aksi melawan perubahan iklim, membuka pintu untuk keuntungan ekonomi melalui perdagangan karbon, sambil tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.

ANCAMAN iklim adalah peluang bisnis. Nah lho….. kok bisa?
Namun demikian adanya, seperti diungkapkan Dr. Meti Ekayani, di hari pertama Pelatihan Penyusunan DRAM Sektor Perkebunan dan Pertanian yang digelar selama tiga hari di Bogor (05 hingga 07/ⁿ/24),
Lebih jauh Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University itu menyebutkan, bahwa di tengah perhatian global terhadap krisis iklim, sektor perkebunan dan lahan justru menyimpan potensi ekonomi yang besar, terutama melalui instrumen carbon pricing—penetapan nilai ekonomi atas karbon.
Meti menjelaskan dengan gamblang bahwa upaya mitigasi tidak hanya merupakan tanggung jawab lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis yang luas, khususnya melalui skema perdagangan karbon.
Dalam paparannya Meti menjelaskan mengenai konsep Transferable Discharge Permits, atau izin pengeluaran limbah yang dapat diperjualbelikan.
“Konsep ini memberikan hak kepada entitas untuk mengeluarkan sejumlah emisi tertentu, seperti karbon dioksida, yang kemudian bisa diperdagangkan,” jelasnya.
B”agi perusahaan yang dapat menjaga emisinya di bawah batas yang diizinkan, sertifikat ini menjadi aset yang bisa dijual kepada perusahaan lain yang kesulitan menekan emisi mereka,” tambah Meti.

Pasar & Pajak Karbon
Carbon pricing—penetapan harga karbon—menjadi fokus diskusi berikutnya.
Meti menjelaskan bahwa ini adalah bagian penting dari kebijakan mitigasi yang lebih luas.
Nilai ekonomi karbon tidak hanya menjadi alat untuk menghitung emisi, tetapi juga memungkinkan adanya mekanisme perdagangan yang melibatkan dua pendekatan utama.
Pertama, perdagangan emisi, di mana perusahaan yang memproduksi lebih banyak emisi dari yang diizinkan harus membeli izin dari perusahaan lain yang menghasilkan emisi lebih sedikit. Kedua, offset emisi, di mana perusahaan dapat mengurangi jejak karbonnya dengan membeli sertifikat dari proyek-proyek yang berhasil menurunkan emisi.
Selain perdagangan, ada juga instrumen lain yang penting dalam mitigasi iklim, yakni pajak karbon. Di sini, perusahaan dikenakan pajak berdasarkan jumlah emisi yang mereka hasilkan. Pajak ini mendorong perusahaan untuk menekan emisi mereka atau membayar atas setiap ton karbon yang mereka keluarkan. Selain itu, skema Result Based Payment (RBP) memungkinkan pembayaran diberikan kepada proyek-proyek yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca. Semuanya menjadi bagian dari strategi yang lebih besar dalam menanggulangi perubahan iklim.

Ancaman Jadi Peluang
Perusahaan-perusahaan memiliki dua pilihan: membeli izin emisi atau membayar pajak atas emisi yang mereka hasilkan.
Dengan penjelasan yang terstruktur dan jelas, Meti berhasil menunjukkan bahwa mitigasi perubahan iklim tidak hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang peluang bisnis yang menguntungkan.
Sektor kehutanan dan lahan, yang selama ini sering terpinggirkan, kini berada di garis depan dalam aksi melawan perubahan iklim, membuka pintu untuk keuntungan ekonomi melalui perdagangan karbon, sambil tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.

Rizqi

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *