Sudah saatnya carbon accounting training juga diberikan ke pihak lain, tidak hanya yang terkait dengan kehutanan. Pasalnya, semua aktifitas ekonomi berkaitan penting dengan lingkungan hidup.
SALAH satu aspek penting adalah SDM (sumberdaya manusia). “Kita sangat butuh para ahli terkait perhitungan karbon,” ungkap Dr. Adi Hadianto, SP., M.Si, Ketua Departemen Ekonomi, Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) IPB University, Kamis pagi (20/07) di Bogor.
Hal itu disampaikannya di depan sekitar limapuluhan peserta Carbon Accounting Training yang digelar oleh IPB University, bekerjasama dengan PT. Cedar Karyatama Lestarindo (CKL) dan Majalah greenindonesia.co (GI).
Para peserta tersebut terdiri dari para wakil dari berbagai instansi dan organisasi di Indonesia. Diantaranya Sucofindo, Nol Karbon Indonesia, Yayasan Bumi Hijau Lestari, Badan Restorasi Gambut, LSP Binamutu Lingkungan Kehutanan, PT. Atsiri Pasundan Nusantara, Mitratiga Abadi Perkasa, dan lain-lain.
Dikatakannya, bahwa pelarihan ini sangat penting. “Ini baru langkah awal, masih perlu dilakukan pelatihan lanjut agar benar-benar ahli di bidang terkait ekonomi karbon,” jelas Adi.
Bahkan, menurutnya, perlu dilakukan training yang lebih khusus lagi. “Kalau memungkinkan UMKM dilatih juga,” tambahnya.
Menurut Ketua Departemen ESL IPB University, sudah saatnya pendanaan harus diutamakan bagi UMKM yang sudah menjalankan prinsip ‘green’ dalam kegiatan bisnisnya.
“Sektor lain juga harus dilatih. Itu tanggung jawab berbagai pihak, mulai dari Kementrian, BI maupun OJK. Para pihak pengambil keputusan perlu merekomendasikan agar UMKM yang sdh ‘green’ agar diprioritaskan untuk lebih mudah mendapatkan akses permodalan,” pungkasnya.
***Riz***