Di Citeurup – Bogor Indocement terus mengembangkan program pemberdayaan melalui Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) di areal eks tambang. Nilai tambah pun akan diraih petani melalui agribisnis organik yang disertifikasi.
Siapa sangka, jika hijau asrinya kawasan sekitar pabrik semen di Citeurup, Bogor – Jawa Barat itu dulunya adalah lahan bekas tambang. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (ITP) berhasil menyulap lahan bekas tambang tersebut menjadi kawasan yang hijau asri.
Memang, di bagian utara bukit Hambalang, nuansa alam kini berbeda. Tanah berubah hijau. Biodiversity kembali bangkit, lahan-lahan pun subur usai direklamasi. Tidak hanya itu, lereng perbukitan Hambalang, tepatnya di Desa Tajur Kecamatan Citeurup itu bahkan menjadi harapan ribuan warga sekitar. Hamparan lahan bekas tambang semen itu kini berubah menjadi lahan subur, pepohonan hijau meneduhkan, serta mata air yang tetap lestari mengalirkan air bersih bagi masyarakat sekitar pabrik, meski kemarau mendera.
Nyaris sepanjang hari, utamanya pagi dan sore, kegiatan warga mengambil air dengan jirigen atau ember plastik sudah menjadi pemandangan rutin di sekitar spot Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) yang dikelola oleh CSR Indocement di Desa Tajur Kecamatan Citeurup.
Pemandangan lain ialah aktifitas petani di sela pertamanan yang tertata apik. Memang, di lokasi ini sejak beberapa tahun trakhir, CSR PT. ITP Tbk aktif melakukan pembinaan masyarakat di bidang pertanian. Memang, berbagai program pemberdayaan masyarakat telah digulirkan di kawasan ini, diantaranya adalah CSR bidang pertanian (CSR Agro).
Di kawasan ini PT. ITP Tbk juga mengembangkan program pemberdayaan melalui Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) di areal eks tambang. P3M adalah wilayah terintegrasi yang diperuntukkan bagi masyarakat guna meningkatkan kompetensi dan kualitas masyarakat dalam bentuk pelatihan-pelatihan.
Area yang dipakai mencapai luas sepuluh hektar. Tujuan P3M ialah untuk mencetak masyarakat mandiri dan mampu meningkatkan kesejahteraan. Berbagai pelatihan di lokasi itu mencakup bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan dengan pendampingan khusus tenaga yang terlatih dan memiliki kompetensi di bidangnya.
Sebagai perusahaan besar yang aktif di bidang penambangan, raksasa semen nasional itu memiliki program khusus memanfaatkan bekas areal tambangnya untuk lingkungan. Menurut Kepala Departemen CSR PT Indocement Unit Citeurep, Aditya Purnawarman, Komitmen lingkungan itu ditandai dengan penanaman berbagai pohon di lahan eks tambang seluas 400 hektare yang sudah direklamasi. Disamping itu ada seratus hektar lahan kelola warga di 12 desa sekitar pabrik. Melalui CSR, Indocement melakukan fasilitasi dan bimbingan agribisnis, mulai dari teknis budidaya hingga pengolahan dan pemasaran hasil. Kegiatan tersebut telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik di Citeurup maupun di berbagai daerah lain.
Pertanian Organik
Kamis lalu (18/10/2018), P3M Indocement di Desa Tajur, masih di jajaran perbukitan Hambalang – Bogor, cukup ramai. Beberapa orang dari komunitas Blogger Bogor tampak begitu antusias menggali informasi seputar tentang P3M yang dikelola CSR Indocement tersebut, mulai dari sarana dan prasarana yang tersedia di lokasi itu hingga berbagai aktifitas yang dijalankan. Sementara di salah satu ruangan, sejak pagi, puluhan petani dari berbagai desa di sekitar pabrik, tekun mengikuti pelatihan pertanian organik.
Tidak kurang dari 30 petani ikut serta dalam pelatihan itu. Mereka adalah petani mitra CSR Indocement yang bergerak di berbagai aktifitas usaha tani, mulai dari petani sayuran, peternak domba, burung puyuh, hingga pengelola limbah untuk dijadikan pupuk organik.
Lantas kenapa pertanian organik?
Seperti dijelaskan Aditya, bahwa dalam kemitraan dengan petani CSR Indocement bukan hanya sekedar menyalurkan bantuan semata, tapi secara total memberikan pembinaan hingga petani berdaya dan bisa mencapai kemandirian ekonomi. “Kita memfasilitasi mulai dari sarana prasarana, bantuan permodalan, bimbingan teknis, hingga pemasaran hasil. Dengan pengembangan pertanian organik ini pun kita sudah siap bagaimana pemasaran produk hasil panennya nanti,” tutur Aditya.
Seperti diketahui bahwa pangan organik memiliki nilai tambah dibanding produk pertanian lainnya (non organik). Penghargaan dari konsumen tersebut harus diperoleh petani, yakni dengan penanganan pasar yang tepat. Untuk itu, salah-satunya ialah dengan pengakuan (sertifikasi) organik pada produk yang dihasilkan oleh petani binaa CSR Indocement, khususnya di kawasan Citeurup Bogor.
Dalam rangka itulah, melalui kegiatan selama dua hari yang bertajuk “Bimbingan Teknis Pelaksana Budidaya Organik Tanaman” tersebut para petani diberikan pengetahuan mulai dari pemilihan lokasi dan pengolahan lahan, penggunaan sarana produksi organik hingga teknis budidaya yang sehat dan ramah lingkungan.
Hadir sebagai pembicara dalam Bimtek selama dua hari itu ialah Haris Hartatnto dari Komunitas Cinta Bumi Nusantara dan Candra Kirana dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Ambissi Bogor. Keduanya menyatakan optimis pada masa depan usaha tani organik yang dijalankan bersama CSR Indocement di sekitar pabrik Citeurup. ***
No comment