Aloe vera: Tradisi Kesehatan Turun-temurun

Daging buahnya dimanfaatkan untuk kosmetik pada wajah, kulit, dan rambut serta dibuat minuman kesehatan nata de aloe.

KESADARAN “back to nature” sebenarnya telah ada sejak lama. Banyak ramuan-ramuan obat tradisional yang secara turun-temurun digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan.

Indonesia, dengan 17.508 pulau yang dihuni lebih dari 300 kelompok etnik, atau 1.340 suku bangsa, memiliki tidak kurang dari 30.000 jenis tumbuhan. Sekitar 7.500 diantaranya berpotensi sebagai tanaman obat.

Sejalan dengan kekayaan hayati tersebut, pengobatan berbasis etnik (Etnomedicine) pun telah berkembang secara turun-temurun di negeri ini.

Menurut penelitian kekinian, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan dan saat ini penggunaannya cukup gencar dilakukan karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Selain itu, pada saat ini banyak digunakan karena masih bisa dicerna oleh tubuh sehingga tidak terlalu menyebabkan efek samping.

The Miracle Plant

Sebut saja lidah buaya (Aloe vera) misalnya. Tumbuhan yang tersebar di Indonesia ini, telah banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional secara turun-temurun sejak ribuan tahun silam.

Konon orang-orang Yunani pada awal tahun 333 SM, telah mengidentifikasi Aloe vera sebagai pohon “pengobatan”; sementara orang – orang Cina menganggapnya sebagai “pohon suci”. Hal ini tercatat dalam Egyption Book Of Remedies.

Pemakaiannya dibidang farmasi pertama kali dilakukan oleh orang- orang Samaria sekitar tahun 1750 SM. Tanaman tersebut masuk ke dalam 10 jenis tanaman potensi bahan baku industri obat. Tanaman ini telah lama dikenal sebagai “The Miracle Plant“.

Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan diantaranya sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel.

Di samping itu, Aloe vera juga mampu menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker. Lidah buaya dapat pula digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker dan penderita HIV/AIDS. Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin yang sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah.

Tiga Jenis

Ada tiga jenis lidah buaya yang umum diusahakan untuk tujuan komersial, yaitu : Aloe barbadensis Miller (Curacao aloe atau Aloe vera) dari Amerika, Aloe ferox Miller (Cape aloe) dari Afrika, dan Aloe cinensis dari Asia (Cina). Dua diantaranya sangat populer di Indonesia yaitu Aloe barbadensis dan Aloe cinensis. Keduanya dapat dibudidayakan baik secara langsung di lahan terbuka maupun  dengan pot.

Mengutip dari beberapa referensi, jenis cinensis persebarannya lebih mudah ditemukan di beberapa tempat. Sedangkan jenis barbadensis masih sangat jarang, namun saat ini mulai banyak dicari orang karena kandungan beberapa zat tertentu yang lebih banyak dan bermanfaat bagi kesehatan.

Secara morfologi bunga pada jenis chinensis dominan memiliki warna salem atau orange, sedangkan pada barbadensis berwarna kuning. Kulit daun yang lebih tebal, kaku dengan struktur yang lebih kuat dimiliki oleh barbadensis, sedangkan cinensis lebih tipis.

Getah pada pangkal daun barbadensis berwarna merah dan berangsur akan menjadi ungu gelap, sedangkan pada cinensis berwarna kuning. Daging buah pada barbadensis lebih kenyal dan bening dibandingkan cinensis.

Nata de Aloe

Pemanfaatan tanaman lidah buaya secara tradisional dan turun temurun dilakukan dengan cara mengambil daging buahnya. Daging buahnya dimanfaatkan untuk kosmetik pada wajah, kulit, dan rambut serta dibuat minuman kesehatan nata de aloe.

Berikut adalah tahapan pembuatan nata de aloe jenis barbadensis secara tradisional: Tanaman yang sudah tua diambil daunnya, kemudian dicuci dan dikupas untuk diambil daging buahnya; setelah itu dicuci dan dipotong bentuk dadu, pencucian kembali dengan air garam untuk selanjutnya direbus dengan air gula; untuk menambah aroma ditambahkan daun pandan dan kayu manis; minuman nata de aloe siap dikonsumsi skala rumah tangga.

Minuman ini memberikan manfaat kesehatan diantaranya mencegah dan mengobati penyakit diabetes melitus.

Aloe barbadensis mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya ukuran daun lebih panjang bisa mencapai 121 cm, berat bisa mencapai 4 kg/daun, dan mengandung 75 nutrisi.

Selain minuman kesehatan nata de aloe, daun lidah buaya dapat pula diolah menjadi berbagai jenis produk yang siap pakai, yaitu sari lidah buaya, selai, minuman berkarbonat, teh, pasta, juice, tepung (aloe powder), gel, dan konsentrat. Berbagai manfaat dan khasiat yang terdapat dalam lidah buaya menjadikan lidah buaya sebagai salah-satu komoditas pertanian unggulan yang memiliki potensi ekspor yang cukup tinggi.

Parwa Oryzanti,  Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional

***Riz***

Redaksi Green Indonesia